Friday, October 30, 2009

SIRKUIT YAS MARINA: MAHAKARYA MONUMENTAL

Dua puluh tahun lalu, pulau pasir Yas (baca Yaz) -yang terletak di sebelah timur pusat kota Abu Dhabi- tingginya setinggi permukaan laut. Tak ada jalanan, listrik, air maupun drainase. Kosong melompong. Namun sekarang ini sedang dibangun sebuah maha karya motorsport yang sulit ditandingi; sebuah sirkuit yang diberi nama Sirkuit Yas Marina yang bakal menggelar balapan Formula 1 bulan Oktober mendatang.

Sekitar 25 ribu pekerja menetap di pulau itu sekarang, mengerjakan pembangunan mulai dari hotel-hotel mewah bintang lima, terowongan 15 jalur, jalan raya 10 jalur dan Taman Hiburan Ferrari (Ferrari Theme Park) yang pertama di dunia. Padahal dulunya, lingkungan di pulau ini dikenal sangat keras; hukum alam berlaku. Tapi kini berkembang menjadi lingkungan baru.

Puluhan crane berbaris untuk membangun sesuatu yang istimewa. “Tujuan kami adalah membuat sesuatu yang cukup eksklusif dan unik yang tak bisa dibandingkan dengan yang lain,” jelas sang arsitek Philippe Gurdjian dari Prancis. Menurutnya, konsep pembangunan Sirkuit Yas Marina sengaja dibuat seunik mungkin sehingga kalau publik mendengar Marina atau melihatnya, masyarakat akan langsung tahu itu Abu Dhabi. “Kami ingin menangkap spirit dari Emirat (kesultanan).”

Disebut sebagai maha karya agung di dalam motorsport disebabkan lingkungan proyek yang amat sulit. Harus membongkar gunung dan bukit untuk memberikan perubahan ketinggian 30 meter pada bagian sirkuit sebelum sirkuit dilengkapi dengan North Grandstand berkapasitas 16.000 tempat duduk. Rencananya, selain menjadi tempat penonton F1, juga akan menjadi tempat nonton konser terbuka.

Pengerjaan proyek ini sudah dimulai sejak Februari 2007. Proyek ini menyerap jam kerja hampir 25 juta jam, 6500 pekerja yang bekerja dua shift (delapan jam per shift) dan dilengkapi dengan pembangunan pabrik aspal sendiri agar bisa mengontrol langsung campuran dan material-material untuk aspal yang dipakai. Batu-batu untuk aspal itu sendiri didatangkan khusus dari Asia, dan menyebabkan skala serta tingkat kerumitan proyek ini benar-benar luar biasa!

Kepada F1 Racing Indonesia di Cina tahun 2008, Gurdjian mengungkapkan bahwa proyek Sirkuit Yas Marina di Abu Dhabi akan menjadi karya arsitektur monumental khususnya di bidang motorsport. “Memang banyak karya-karya infrastruktur motorsport yang monumental, seperti di Sirkuit Shanghai ini. Namun pembangunan yang kami lakukan lebih monumental lagi dengan tingkat kesulitan amat tinggi,” katanya. “Kami membuat harbour buatan yang nantinya terletak tepat di belakang paddock dan hospitality room. Bentuk grand stand yang unik dan sebuah hotel di pinggir lintasan di mana sebagian hotel tersebut akan dibelah oleh trek,” ujar arsitek yang juga merancang pembangunan Sirkuit Bahrain ini.

Yang membuat kita semakin terperengah adalah biaya pembangunanannya menelan dana 800 juta pound sampai 1 milyar pound. Atau 10 kali lipat biaya pembangunan Sirkuit Bahrain! Kenapa harus sebesar itu, padahal dunia sedang krisis dan F1 sedang melakukan penghematan biaya?

Pihak penyelenggara menilai bahwa keuntungan pembangunan Yas Marina bukan dilihat dari keuntungan satu proyek semata, melainkan keuntungan dari skala ekonomi terhadap Abu Dhabi.

Yas Marina dan Abu Dhabi akan mengikuti jejak Malaysia, Bahrain dan Cina sebagai korban dari ekspansi Formula One dari belahan Eropa. “Abu Dhabi sedang membangun masa depan,” jelas Gurdjian. “Mereka terus bergerak membangun menuju tahun 2020, 2030 bahkan 2050. Ambisinya untuk menjadi pusat pariwisata, bisnis, kebudayaan, seni dan olahraga. Bagian penting dari perencanaan ini adalah Saadiyat Island alias Pulau Saadiyat –yang saat ini hanyalah onggokan kawasan tanah kosong dekat pelabuhan Abu Dhabi, tapi akan dibangun pada tahun-tahun ke depan. “Akan menjadi keunikan dunia,” lanjut Gurdjian. “Dan satu lagi, kebanyakan sirkuit dibuat untuk kepentingan pembalap. Namun, Yas Marina dibuat untuk kepentingan penonton, media massa, sponsor dan pembalap dan para penonton bisa melihat 40 persen bagian sirkuit dari berbagai posisi dan tempat.”
(Eka Zulkarnain, wartawan F1 Racing Indonesia)

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...