Saturday, October 31, 2009

Beautiful girls in shorts

Tree pictures in hi-res. Those girls in shorts and stockings are beautiful :)

Friday, October 30, 2009

JANGAN HAPUS SILVERSTONE!

Gelaran F1 di Sirkuit Silverstone pada hari Minggu ini (21/6) akan menjadi grand prix F1 terakhir di trek tersebut. Pasalnya, sang supremo Bernie Ecclestone telah menyepakati kontrak dengan Simon Gillet untuk memindahkan GP Inggris ke Sirkuit Donington Park mulai tahun 2010 sampai 10 tahun ke depan.

Memang tak ada yang pasti di F1. Karena serba ketidakpastian itulah yang membuat sebuah arena balapan menjadi sangat menarik, terutama arena balapan Formula 1 sebagai pinnacle of motorsport yang melibatkan teknologi canggih, sumber daya manusia terbaik dan biaya tertinggi di dunia. F1 bukan hanya soal balap, tapi juga politik, bisnis dan dunia hiburan. Uang pun kerap menjadi penentu nasib. Apalagi berdasarkan kabar terakhir, Sirkuit Donington Park pun diramalkan tidak akan siap menggelar balapan tahun depan karena permasalahan financial.

Banyak pihak menyesalkan dan memprotes kepindahan GP Inggris ke Donington Park –kalau jadi. Biar bagaimana pun balapan Formula 1 jangan melupakan sejarah. F1 membutuhkan sirkuit-sirkuit klasik yang memberikan tantangan khusus kepada pembalap bukan hanya dari sisi fisik dan mental, tapi juga spirit dan inspirasi yang bisa dinikmati oleh pembalap, kalangan paddock dan fans. Banyak pihak menilai hilangnya Silverstone, membuat setengah soul F1 juga lenyap.

Trek yang terletak di Northamptonshire ini telah menggelar balapan F1 sejak 1950 dan masuk kalender tetap sejak 1987. Ketika Kejuaraan F1 secara resmi dimulai tahun 1950, Silverstone adalah trek pertama yang dipakai dan menjadi balapan pembuka F1 tahun itu dari tujuh putaran. Alfa Romeo menguasai podium finis saat itu lewat Nino Farina, Luigi Faqioli dan Reg Parnell.

Sejak itu, Silverstone mengalami sembilan kali renovasi. Dari trek yang ekstra cepat tahun 1950 menjadi sebuah trek yang mengkombinasikan tikungan-tikungan cepat dengan tikungan-tikungan lamban yang menuntut balance dan setingan mobil yang sangat rumit karena tim harus banyak melakukan kompromi setingan.

Silverstone melahirkan balapan-balapan hebat dan memori bersejarah. Silverstone adalah markas asosiasi pembalap Inggris dan bagian dari sejarah balapan paling tua di negara Elizabeth tersebut. Di sinilah Stirling Moss menjadi pembalap Inggris pertama yang jadi juara dunia F1. Di sini juga lah duel antara Nigel Mansel dengan rekan satu timnya di Williams, Nelson Piquet tahun 1987 menjadi salah satu duel paling maut di F1 serta masih banyak momen-momen bersejarah Silverstone yang jika dicatat membuat jari-jari ini kelelahan. Memang benar, setengah soul F1 telah lenyap. Soul yang membuat balapan tercanggih di dunia tetap hidup. Soul yang tak bisa digantikan oleh lautan beton di tengah hutan kelapa sawit Sepang. Soul yang tak bisa digantikan oleh hanya karena menyebrang Laut Bosphorus menuju Istanbul Park, oleh kota-kota di Timur Tengah yang membosankan atau bahkan juga oleh gemerlap pijaran lampu di Marina Bay Singapura.

2009 FORMULA 1 ETIHAD AIRWAYS ABU DHABI GRAND PRIX

WHY GO?

It’s hard to find a more spectacular setting for a Grand Prix than Yas Island, on the eastern side of Abu Dhabi. It’s home to numerous 5-star hotels and the soon-to-be-opened Ferrari Theme Park, and the 5.55-kilometre (3.45-mile) Yas Marina Circuit is a suitably glamorous addition to the FIA Formula One World Championship.

The track has many unique touches. It runs alongside the island’s spectacular marina; it passes under the new 5-star Yas Marina Hotel and alongside a new 60-metre sun tower. The exit of the pitlane even crosses under the circuit.

“It looks like a very impressive facility and the track layout looks fun, so it should be a great place to end the season," says Ferrari star Felipe Massa. "With ‘Ferrari World’ just around the corner, the race will have a strong Ferrari flavour.”

Away from Yas Island, Abu Dhabi has lots to offer. It’s the largest and wealthiest of the seven United Arab Emirates, with a crude oil supply that isn’t expected to run out until the 22nd century. Unlike some of its neighbours in the Gulf, Abu Dhabi has retained its local traditions and charms, making it an enjoyable and interesting stop-off.

Did you know? Abu Dhabi is the world’s richest city. The average net worth of the 420,000 permanent citizens is US$17 million.

TRANSPORT
Abu Dhabi International Airport is currently undergoing a US$6.8 billion redevelopment, which it hopes to have finished in time for the inaugural Abu Dhabi Grand Prix on 01 November 2009. It has many connections around the world and Etihad Airways – the national carrier and title sponsor of the Grand Prix – recently added its 50th international destination.

The airport lies adjacent to Yas Island, making the track easily accessible by taxi. It’s a 30-minute drive to Abu Dhabi city and while taxis are inexpensive, all the major hire car companies can be found in the arrivals terminal. A third option for getting around is a new and heavily subsidised bus service, which became operational in June 2008.


USEFUL TIPS

With the Abu Dhabi Grand Prix being the final race of the year, the weather conditions shouldn’t be too extreme. Midday temperatures of between 25-30 degrees are expected, but the grandstands are all covered – a first for a circuit anywhere in the world – so shade will be easy to come by.
Book Tickets

You can keep up to speed with all the action throughout the weekend by hiring a Kangaroo TV handset at the circuit, which offers access to several channels of live video, audio and data content.

WHERE TO GO?

Abu Dhabi has a very cosmopolitan feel and there is something for everyone. There’s an eclectic mix of international cuisine to suit all budgets, starting at the Emirates Palace (for a time the world’s most expensive hotel) down to the cafe culture that prevails throughout the Middle East. For traditional Abu Dhabi cuisine, head to the area surrounding the fish market in Abu Dhabi city.

There are plenty of other tourist attractions. If you want local culture, why not head to the camel market in Al Ain or the Abu Dhabi falcon hospital; for more of an international flavour, there’s the Louvre Abu Dhabi, which is the first Louvre museum outside France.

And, of course, there is the aforementioned Ferrari Theme Park, due to open in 2010, covering 250,000 square metres and featuring a G-Force Tower, driving schools for children and adults, high-tech theatres and lots of cars on display.
Where to stay?

All the best hotel chains are in Abu Dhabi – and many of them on Yas Island – so you can expect to be looked after wherever you go. Most of the F1 luminaries, will stay in the 5-star Yas Marina Hotel, which is just a short walk from the F1 paddock. But for those looking for more modest surroundings, there are cheaper options available in Abu Dhabi city.

BOOK HOTEL
EXTENDED STAY

Once you’ve checked out Abu Dhabi city, why not head out into the Rub Al Khali desert, which is known locally as 'The Empty Quarter'. Only a short distance from the city limits, you’ll find yourself surrounded by sand dunes.

The town of Al Ain is another popular tourist destination. It’s regarded as the spiritual heart of Abu Dhabi, having been built on seven oases and inhabited for more than 3,000 years. It’s on the Tentative List of World Heritage Sites of UNESCO.
Book a Package
Enthusiasts only

There’s plenty to see at Yas Marina Circuit, aside from watching Formula One cars. There’s drag racing and an off-road driving centre, and you can test your own skills at a state-of-the-art kart centre. If you think your technique needs some work, there’s even a driving school for you to attend.

(Sources: www.formula1.com)

Williams Toyota F1 in Numbers

3 KILOGRAM
Adalah angka rata-rata pembalap kehilangan berat badanya dalam setiap habis balapan. Tubuhnya membakar sekitar 600 kilo kalori. Pada setiap balapan, jantung seorang pembalap berdetak 190 kali per menit.

100 RADIO
Bersama headset dipakai oleh hampir setiap tim F1 di trek, contohnya tim AT&T Williams. Tim juga membawa 16 komputer besar dan 26 notebooks.

28 TON MATERIAL
Diangkut oleh tim Williams ke setiap grand prix. Sudah termasuk mesin, suku cadang, tools, perangkat pit dan sedikitnya tiga sasis. Secara keseluruhan, tim mengepak sekitar 10.000 suku cadang, termasuk sekitar 1.500 lembar kertas berlogo tim.

55 METER JARAK PENGEREMAN
Adalah jarak pengereman mobil F1 dari kecepatan 200km/j ke angka 0km. Prosesnya hanya memakan waktu 1,9 detik dan menimbulkan gaya deselerasi sampai 5 G. Artinya seorang pembalap yang berat badannya 75kg, berarti mendapatkan beban tekanan 5 kali berat badannya atau 375kilogram. Sebagai perbandingan, jarak pengereman mobil jalan raya (road car) dari kecepatan 200 kilometer per jam sampai berhenti total (0km/j) membutuhkan waktu 4,1 detik dan jarak 118 meter.

3.300 LITER
Air mineral dan soft drink dikonsumsi oleh tim AT&T Williams beserta para tamunya pada balapan-balapan bertemperatur panas. Selama balapan berlangsung, pembalap kehilangan sampai 1,5 liter cairan dalam bentuk keringat.

500 METER KABEL DATA
Dan 300 meter kabel power dipasang di area pit pada setiap race.

70 ORANG
Karyawan AT&T Williams Toyota bekerja di sirkuit selama balapan berlangsung. Pada saat uji coba belum dilarang, tim Williams membawa sekitar 40 orang karyawan untuk menangani satu mobil uji coba.

950 DERAJAT CELCIUS
Adalah temperatur yang bisa dicapai di dalam saluran pembuangan mobil F1. Temperatur piringan pengereman yang terbuat dari karbon pada saat dilakukan pengereman bisa mencapai lebih dari 1000 derajat Celcius. Temperatur ban mobil F1 bisa mencapai 130 derajat Celcius, tapi kalau suhunya di atas itu membuat tingkat keausan ban semakin tinggi. Temperatur di dalam kokpit mobil F1 rata-rata 50 derajat Celcius.

16.000 KILOMETER SERAT BENANG
Adalah total panjang serat benang satu helm pembalap Formula 1. Satu dari sekitar 12.000 serat benang itu 15 kali lebih tipis dari rambut manusia.

1.200 LITER BAHAN BAKAR
Rata-rata dikonsumsi oleh satu tim F1 pada setiap grand prix pada tahun 2008, plus 70 liter oli mesin dan 30 liter oli transmisi. Mobil F1 mengkonsumsi 70 liter bahan bakar untuk setiap 100 kilometer.

8.000.000 PEMBAKARAN
Terjadi pada mesin mobil F1 untuk rata-rata jarak balapan 300km per grand prix

Bintang-bintang dunia meriahkan F1 GP Singapura 2009

Apa yang dipersiapkan oleh Singapore Tourism Board (STB)dan Singapore GP untuk menyambut kehadiran balapan malam kedua pada tanggal 27 September nanti? Mereka akan menggelar pagelaran musik berkelas dunia yang dikemas dalam tajuk F1 ROCKS untuk menambah hingar bingar race weekend yang terbukti pada tahun lalu menyedot jumlah pemirsa TV tertinggi di dunia.

Gelaran ini akan diselenggarakan selama tiga hari dari tanggal 24 – 26 September 2009 di Fort Canning Park, Singapura dan dipastikan akan menambah kemeriahan malam serta kehebatan Formula One di negara kecil tersebut. Sejumlah bintang besar dunia akan tampil di antaranya Beyonce, Black Eyed Peas, ZZ Top, Simple Minds, N*E*R*D dan bintang pop legendaris dari Cina, Jacky Cheung serta bakal dihadiri pembalap papan atas F1 serta kalangan selebriti

Untuk menggelar perhelatan musik akbar ini, STB menggandeng LG dan All The Worlds (ATW), Universal Music. “Kami sangat gembira bekerjasama dengan Universal Music dan Formula One Management dalam F1 ROCKS. Keduanya adalah innovator dan trendsetter dalam masing-masing bidangnya,” kata Chief Executive STB Aw Kah Peng kepada F1 Racing Indonesia.

Chooi Yee-Choong, regional director STB for ASEAN, dalam sebuah acara di Jakarta kepada F1 Racing Indonesia menjanjikan bahwa race weekend F1 di Singapura pada akhir September nanti akan menjadi momen yang tidak terlupakan bagi wisatawan dan F1mania Indonesia. “Singapura telah berbenah diri untuk menambah kemeriahan race weekend tahun ini dan bertekad memberikan kenangan yang indah kepada para penonton maupun wisatawan yang datang ke negara kami.”

Sellain menyediakan hiburan-hiburan kelas dunia, Singapura juga telah berkoordinasi dengan seluruh hotel, tempat perbelanjaan dan sarana hiburan di negeri itu untuk menjadi tempat tujuan yang available bagi wisatawan. Deputy Chairman Singapore GP Colin Syn kepada F1 Racing Indonesia di Jakarta beberapa waktu lalu menyatakan tarif hotel pada race weekend tahun ini akan lebih murah dibandingkan tahun lalu. “Kami menyadari banyak keluhan kepada kami soal tarif hotel, dan keluhan itu termasuk dari tim balap sendiri. Namun kami telah berkoordinasi dengan hotel-hotel untuk tidak menaikkan tarif, bahkan harganya 70 persen lebih murah dibandingkan 2008,” ungkapnya.
(Eka Zulkarnain, F1 Racing Indonesia)

SIRKUIT YAS MARINA: MAHAKARYA MONUMENTAL

Dua puluh tahun lalu, pulau pasir Yas (baca Yaz) -yang terletak di sebelah timur pusat kota Abu Dhabi- tingginya setinggi permukaan laut. Tak ada jalanan, listrik, air maupun drainase. Kosong melompong. Namun sekarang ini sedang dibangun sebuah maha karya motorsport yang sulit ditandingi; sebuah sirkuit yang diberi nama Sirkuit Yas Marina yang bakal menggelar balapan Formula 1 bulan Oktober mendatang.

Sekitar 25 ribu pekerja menetap di pulau itu sekarang, mengerjakan pembangunan mulai dari hotel-hotel mewah bintang lima, terowongan 15 jalur, jalan raya 10 jalur dan Taman Hiburan Ferrari (Ferrari Theme Park) yang pertama di dunia. Padahal dulunya, lingkungan di pulau ini dikenal sangat keras; hukum alam berlaku. Tapi kini berkembang menjadi lingkungan baru.

Puluhan crane berbaris untuk membangun sesuatu yang istimewa. “Tujuan kami adalah membuat sesuatu yang cukup eksklusif dan unik yang tak bisa dibandingkan dengan yang lain,” jelas sang arsitek Philippe Gurdjian dari Prancis. Menurutnya, konsep pembangunan Sirkuit Yas Marina sengaja dibuat seunik mungkin sehingga kalau publik mendengar Marina atau melihatnya, masyarakat akan langsung tahu itu Abu Dhabi. “Kami ingin menangkap spirit dari Emirat (kesultanan).”

Disebut sebagai maha karya agung di dalam motorsport disebabkan lingkungan proyek yang amat sulit. Harus membongkar gunung dan bukit untuk memberikan perubahan ketinggian 30 meter pada bagian sirkuit sebelum sirkuit dilengkapi dengan North Grandstand berkapasitas 16.000 tempat duduk. Rencananya, selain menjadi tempat penonton F1, juga akan menjadi tempat nonton konser terbuka.

Pengerjaan proyek ini sudah dimulai sejak Februari 2007. Proyek ini menyerap jam kerja hampir 25 juta jam, 6500 pekerja yang bekerja dua shift (delapan jam per shift) dan dilengkapi dengan pembangunan pabrik aspal sendiri agar bisa mengontrol langsung campuran dan material-material untuk aspal yang dipakai. Batu-batu untuk aspal itu sendiri didatangkan khusus dari Asia, dan menyebabkan skala serta tingkat kerumitan proyek ini benar-benar luar biasa!

Kepada F1 Racing Indonesia di Cina tahun 2008, Gurdjian mengungkapkan bahwa proyek Sirkuit Yas Marina di Abu Dhabi akan menjadi karya arsitektur monumental khususnya di bidang motorsport. “Memang banyak karya-karya infrastruktur motorsport yang monumental, seperti di Sirkuit Shanghai ini. Namun pembangunan yang kami lakukan lebih monumental lagi dengan tingkat kesulitan amat tinggi,” katanya. “Kami membuat harbour buatan yang nantinya terletak tepat di belakang paddock dan hospitality room. Bentuk grand stand yang unik dan sebuah hotel di pinggir lintasan di mana sebagian hotel tersebut akan dibelah oleh trek,” ujar arsitek yang juga merancang pembangunan Sirkuit Bahrain ini.

Yang membuat kita semakin terperengah adalah biaya pembangunanannya menelan dana 800 juta pound sampai 1 milyar pound. Atau 10 kali lipat biaya pembangunan Sirkuit Bahrain! Kenapa harus sebesar itu, padahal dunia sedang krisis dan F1 sedang melakukan penghematan biaya?

Pihak penyelenggara menilai bahwa keuntungan pembangunan Yas Marina bukan dilihat dari keuntungan satu proyek semata, melainkan keuntungan dari skala ekonomi terhadap Abu Dhabi.

Yas Marina dan Abu Dhabi akan mengikuti jejak Malaysia, Bahrain dan Cina sebagai korban dari ekspansi Formula One dari belahan Eropa. “Abu Dhabi sedang membangun masa depan,” jelas Gurdjian. “Mereka terus bergerak membangun menuju tahun 2020, 2030 bahkan 2050. Ambisinya untuk menjadi pusat pariwisata, bisnis, kebudayaan, seni dan olahraga. Bagian penting dari perencanaan ini adalah Saadiyat Island alias Pulau Saadiyat –yang saat ini hanyalah onggokan kawasan tanah kosong dekat pelabuhan Abu Dhabi, tapi akan dibangun pada tahun-tahun ke depan. “Akan menjadi keunikan dunia,” lanjut Gurdjian. “Dan satu lagi, kebanyakan sirkuit dibuat untuk kepentingan pembalap. Namun, Yas Marina dibuat untuk kepentingan penonton, media massa, sponsor dan pembalap dan para penonton bisa melihat 40 persen bagian sirkuit dari berbagai posisi dan tempat.”
(Eka Zulkarnain, wartawan F1 Racing Indonesia)

Kerja Ekstrim Pelumasan Mobil F1



Kerja mesin F1 yang maha ekstrim membutuhkan alat proteksi agar mobil tetap reliable. Penangananya tidak sembarangan, bahkan sang pemasok sampai ‘menggadang-gadang’ laboratorium khusus ke setiap balapan.

Pelumasan di mobil F1 memegang peranan sangat penting. Ia harus mendukung kerja mesin sebagai jantungnya mobil sehingga mobil tidak hanya bisa berjalan dengan baik, tetapi juga memiliki daya tahan yang tinggi. Bila karakteristik pelumas tidak tepat, mobil F1 pun tidak reliabel, jadi pelumas harus betul-betul memberikan dukungan dan proteksi terhadap performa mobil di bawah kondisi ekstrim.

Pelumas diibaratkan sebagai darah di tubuh manusia dan mesin adalah jantungnya. Fungsi pelumas adalah melindungi komponen-komponen yang bergerak yang saling beradu agar tidak aus, mengurangi friksi, memaksimalkan kompresi dan mendinginkan mesin. Fungsi pelumas untuk mobil jalan raya dan mobil F1 sama, tapi karakteristiknya berbeda karena tuntutan kerja di mobil F1 puluhan kali lipat lebih berat dibandingkan road car.


Meski berat mesin F1 hanya 90kg atau setengah berat rata-rata roadcar hatchback, tapi mampu memuntahkan tenaga sampai 900 daya kuda alias 10 kali lipat lebih tinggi dari roadcar dan putaran mesin maksimal sampai 19000rpm. Diangka tersebut, mesin mobil jalan raya mungkin sudah meledak. Tak heran jika kemudian mobil F1 menghabiskan 1200 liter bahan bakar, 60-80 liter oli mesin dan 30 liter oli transmisi per weekend race.

Untuk mendukung paket mobil yang mumpuni, hampir semua tim F1 menjalin kemitraan strategis dengan perusahaan-perusahaan suplier pelumas. Tim Ferrari menggandeng Shell; Honda menggandeng Eneos dari Jepang; McLaren-Mercedes menggandeng ExxonMobil; Renault dengan Elf dan Williams-Toyota dengan Castrol.

Bersama tim, perusahaan-perusahaan tersebut berkompetisi membuat paket pelumas yang terbaik dan paling cocok karena F1 menuntut konsistensi yang permanen dan solusi-solusi yang dikembangkan secara berkelanjutan. Mereka berlomba membuat ‘olahan’ oli yang sesuai tuntutan F1 baik di setiap grand prix maupun sesuai regulasi yang diterapkan FIA. Jadi pelumas yang dipakai oleh mitra-mitra tim bukan hanya oli yang asal tuang ke dalam mesin.

Perusahaan-perusahaan multinasional tersebut secara konstan memonitor, menganalisa dan meneliti setiap aspek pelumas dengan tujuan menjamin optimalisasi pemakaian pelumas tersebut di mobil F1. Kegiatan konstan itu ditangani oleh tim ilmuwan yang sudah ahli di bidangnya yang diseleksi secara khusus dan didukung oleh pendanaan yang tinggi serta melibatkan departemen R& D tersendiri. Bahkan mereka membawa laboratorium bergerak ke setiap grand prix untuk mendukung monitoring dan penelitian tersebut.

Sejak motorsport tercanggih ini dinobatkan namanya menjadi Formula 1 tahun 1950, balapan ini telah melibatkan 32 perusahaan suplier oli. Dan dalam dua tahun terakhir ini tercatat nama Elf, Shell, Esso, Eneos, Castrol, Petronas, Total dan Petrobras yang menjalin kerjasama strategisnya dalam bentuk sponsorship maupun kemitraan teknik.

Elf telah terlibat di Formula One selama lebih dari 35 tahun, dan selama kurun waktu itu Elf selalu bermitra dengan Renault. Sementara itu, keterlibatan Castrol di Formula 1 sudah terjadi pasca 1945 ketika nama balapannya masih Formula A, yaitu balapan single seater dengan mesin super-charge 1.5 liter. Sejak 1997, Castrol menjalin kemitraan strategis dengan tim Williams yang menghasilkan 17 kemenangan GP.


Kemitraan antara ExxonMobil dengan McLaren dan Mercedes-Benz telah berjalan selama 12 tahun lewat brand Mobil 1. Selama kurun waktu itu, kemitraan Mobil 1, McLaren dan Mercedes-Benz telah berkompetisi di lebih dari 200 grand prix dan memenangi lebih dari 50 balapan.

Namun kemitraan perusahaan pelumas – tim F1 yang paling lama dan paling sukses adalah antara Shell dengan Ferrari. Kemitraan itu telah berjalan selama 60 tahun. Shell adalah sponsor pertama Enzo Ferrari ketika pendiri perusahaan Ferrari itu masih bekerja di Alfa Romeo tahun 1930-an. Setelah Enzo membentuk tim balap sendiri yang diberi nama Scuderia Ferrari tahun 1940-an, kemitraan terus berlanjut.


Menurut situs www.chicanef1.com, kerjasama antara Ferrari dengan Shell telah terjalin sejak tahun 1950 telah menghasilkan 971 kali balapan baik di F1 maupun di balapan turing. Shell dan Ferrari mulai bermitra dalam balapan F1 sejak tahun 1950 sampai 1973 dengan kontrak inklusif dan sejak tahun 1996 sampai sekarang, kemitraan telah berkompetisi di lebih dari 395 grand prix dan memenangi lebih dari 135 balapan serta mengumpulkan lebih dari 2200 poin. Selain itu, kemitraan juga sukses mempersembahkan 12 kali Juara Dunia Pembalap dan 8 Juara Konstruktor bagi Ferrari.

Sebanyak 72 kemenangan di antaranya dipersembahkan oleh Michael Schumacher. Yup, kemitraan Shell dengan Michael Schumacher adalah kemitraan pembalap –perusahaan pelumas paling sukses di lintasan F1. Bersama Shell, Michael meraih 53 fastest lap dan lima kali juara dunia.

Setelah kematian Ayrton Senna, Schuey adalah pembalap paling konsisten di jagat F1.
Kehebatan Schuey di atas trek tidak terlepas dari kepiawaiannya dalam mengolah setiap data, lalu mendiskusikan secara intensif dengan engineer untuk mencapai solusi terbaik. Tak jarang diskusi itu memakan waktu berjam-jam dan sampai larut malam. Peran Schuey sebagai pembalap tak hanya sebatas dengan menginjak pedal gas di uji coba, practice, kualifikasi dan race. Ia adalah motor penggerak tim sehingga tak heran jika setelah pensiun, Schumy malah menjadi konsultan tim Ferrari pada musim 2008 ini.

Lantas bagaimana Shell bisa memberikan kemenangan kepada Ferrari? Pada setiap balapan, Shell membawa serta laboratorium bergerak yang diberi nama Shell Track Lab –yang letaknya bersampingan dengan transporter Ferrari- untuk menganalisa sample bahan bakar dan oli setiap race weekend. Para ilmuwan Shell menganalisa sampel bahan bakar Shell V-Power, pelumas Shell Helix dan oli girboks Shell Spirax yang dipakai di mobil lebih dari 40 kali tes per weekend race untuk memastikan pembalap senantiasa tampil maksimal.


Setiap data dari race weekend itu dikirimkan ke laboratorium dan fasilitas Shell di seluruh dunia untuk diteliti oleh 40 ilmuwan Shell. Hasil analisa itu di uji coba bersama-sama dengan tim Scuderia Ferrari di Maranello dan setelah itu dipakai oleh mobil Ferrari yang turun di lintasan.. Sebagai contoh, pada musim 2005, produsen pelumas Shell Helix Ultra, Shell Helix Plus, Super, Diesel Plus dan Helix Diesel Super ini mengolah 40 ton pelumas mesin dan girboks untuk Ferrari atau sama dengan berat 27 road car kecil.


Yang jadi pertanyaan sekarang adalah apakah kemitraan-kemitraan antara perusahaan multinasional itu dengan tim F1 memberikan manfaat pada industri otomotif? Jawabannya pasti! Balapan Formula 1 merupakan bagian penting dari program riset untuk mendapatkan sampel-sampel terbaik yang bisa diterapkan pada teknologi mesin otomotif dan industri. Teknologi F1 di bidang otomotif lebih maju beberapa langkah daripada teknologi otomotif road car. Misalnya, pelumas yang digunakan pada kerja mesin F1 yang maha berat bisa diadaptasi pada kerja mesin mobil dan industri yang serupa.

Shell menyebutkan bahwa bahan bakar yang dipakai di mobil Ferrari 99 persen tipe komponnya sama dengan bahan bakar yang dijual Shell untuk mobil roadcar. Dan tokoh-tokoh penting yang terlibat dalam kemitraan dengan Ferrari juga dilibatkan dalam membuat produk bahan bakar dan oli untuk road car. Dan ini artinya, teknologi F1 memberikan manfaat penting bagi pertumbuhan industri road car. (Eka Zulkarnain, F1 Racing Indonesia)

Do You Know?
* Shell menyediakan lebih dari 181.000 liter bahan bakar Shell V-Power kepada Michael Schumacher selama ia bergabung dengan Ferrari.
* Setiap tahun, Shell mengolah 250.000 liter bahan bakar Shell V-Power untuk tim Ferrari baik untuk race maupun uji coba


* Mobil F1 bisa berakselerasi dari posisi 0km – 160km/j hanya dalam waktu 3,5 detik, sedangkan 0-100km/j dalam dua detik. Kecepatan paling maksimal dalam sejarah F1 ditorehkan Antonio Pizzonia dengan mobil BMW di GP Italia 2004 dengan kecepatan 369,9km/j.
* Mobil Ferrari pertama yang menggunakan bahan bakar dan pelumas Shell yang menjadi juara GP F1 adalah Ferrari 275 yang dikemudikan Jose Groilan Gonzales
* Pada musim 2008, Shell Track Lab mendapatkan tambahan alat baru penganalisa oli RDE (rotating disc electrode) yang menggunakan teknik optikal emission spectometer (OES). Alat canggih ini berfungsi mempertinggi pendeteksian keausan logam di dalam mesin.

Nonton F1 di Malaysia secara backpacker

Kali aja bermanfaat buat temen-temen.
Guys, balapan F1 sebentar lagi bakalan dibuka. Putaran pertama bakalan digelar di Australia (Albert Park) 29 Maret dan disusul GP Malaysia pada 5 April. Biasanya, orang-orang Indonesia banyak yang pergi nonton F1 ke Sepang, Malaysia, soalnya budgetnya lebih murah.

Saya ingin bagi-bagi pengalaman buat temen-temen yang pengen nonton GP Malaysia di Sepang International Circuit dengan backpacker alias ngemiskin alias berhemat. Kali aja bisa bermanfaat.
Tahun 2008 lalu, saya nonton F1 di Malaysia secara backpacker alias ngemiskin. Biasanya lima tahun terakhir selalu dibayarin kantor. Ya itu ujung-ujungnya kerja, ngeliput, wawancara dan lain-lain. Otomatis karena dibayarin kantor mulai dari tiket pesawat, hotel, penginapan dan makan, jadi tinggal bawa diri doang. Saya kagak mikir yang laen.

Tapi di tahun 2008, saya nonton backpacker bareng istri dan satu keponakan, yang saya racunin dan akhirnya tergila-gila sama F1. Sebulan sebelum berangkat sama bini dan satu keponakan ke Kuala Lumpur (KL), saya sudah cari-cari hotel menginap. Tentunya hotel murah, kalau mahal pastinya enggak kuat. Pertama-tama telpon Hotel Ancasa yang letaknya di tengah pusat kota KL dan hotel itu biasanya saya pakai menginap kalau tugas kantor. Ternyata full book. Dari sejumlah hotel yang kita berdua cari di internet, ternyata semuanya full book. Akhirnya gw kontak teman saya yang orang asli Malaysia dan tinggal di KL untuk mengorek info tentang hotel-hotel murah.

Ia mengirimkan sederet nama motel murah di KL. Dari beberapa nama yang ia berikan, hanya nama Replica Inn yang nyangkut, sisanya full book. Maklum pada minggu ketiga bulan Maret KL mengalami demam F1 alias F1 season. Kamar yang tersisa di Replica Inn pun tinggal dua, jadi kita tak bisa memilih. Harganya RM 110 (alias Rp 300 ribu) per malam. Replica Inn letaknya di daerah Pecinan KL atau di daerah Petaling dan ternyata di sini banyak banget hotel-hotel budget alias murah. Setelah mendapat tempat menginap, saya membrowsing peta, info transportasi di seputaran KL dan info transportasi ke trek.

Tanggal 21 Maret (hari Jumat), kami bertiga pun terbang ke KL dengan penerbangan murah AirAsia. Bagi istri saya ini adalah nonton langsung F1 keduanya setelah sebelumnya ia pernah nonton di Australia, tapi bagi keponakan saya ini yang pertama kali.

Kami tiba di KL pukul 11 siang dan tentunya karena naik penerbangan murah, kami tidak mendarat di Kuala Lumpur International Airport (KLIA) yang sarananya serba “wah”, melainkan di Low Cost Carrier Terminal (LCCT) yang merupakan terminal khusus bagi penumpang Airasia. Dari situ, kita naik bus yang juga low cost carrier yang disediakan oleh Air Asia ke Stasiun Sentral KA (seperti Gambirnya Malaysia) atau disebut juga KL Sentral dengan harga 9 ringgit (Rp 27.000). Saya saranin jangan naik selain yang disediakan Air Asia. Selain katanya keamanan kurang terjamin, awak busnya suka licik. Ngetemnya juga suka lama.

Setibanya di Stasiun Sentral, saya beli tiket shuttle sebesar 100 ringgit (sekitar Rp 300rb). Tiket ini berfungsi untuk nonton F1 di Sepang selama tiga hari dari Jumat sampai Minggu saja. Dengan tiket ini kita bisa pake buat naik Kereta Api Transit or KL Transit yang berhenti di setiap stasiun dari KLIA ke KL Sentral dan dilanjutkan dengan shuttle bus ke Sirkuit Sepang secara PP selama tiga hari. Dengan tiket shuttle ini, cost bisa ditekan. Soalnya untuk naik KL Transit sekali jalan, bukan PP kita harus merogoh kocek 38 ringgit (about Rp 65 ribuan) sekali trip doang. Belom termasuk shuttlenya ke Sirkuit Sepang dari Kuala Lumpur International Airport (KLIA). Jadi gw saranin beli, tiket train shuttle yang tiga hari itu. Kalau naik taksi lebih gila lagi, bisa 150 sampe 200 ringgit sekali jalan ke sirkuit dan pulangnya bisa lebih gila lagi.

Sampe di KL Sentral, kami tinggal naik kereta api komuter ke pasar seni yang jaraknya cuma selemparan batu alias hanya satu stasiun. Harga tiketnya murah banget cuma 1 ringgit (sekitar Rp 3000). Dari situ gw tinggal geret koper ke tempat nginep di Replica Inn, China Town. Dan ternyata hotel gw jaraknya cuma 50 meter dari Hotel Ancasa. Di daerah Petaling ini banyak makanan enak dan murah-murah, pokokenya murah lah. Kalo kita sendiri, hampir setiap hari makan makanan Thailand yang dijamin halal di depan Stasiun Pasar Seni. Selain murah, porsinya juga cukup buat orang yang kelaperan.

Untuk nonton sesi kualifikasi hari Sabtu, kami tinggal naik kereta api komuter dari pasar seni ke KL Sentral dengan mengeluarkan duit cuma 1 ringgit. Dari KL Sentral (Gambirnya KL), kami naik kereta api ke KL Transit ke KLIA (bandara internasional KL) dan dari situ kami naek shuttle bus yang disediakan oleh pemerintah Malaysia ke Sepang. Pulangnya juga begitu da berlangsung selama tiga hari dari Jumat sampe Minggu. Shuttle bus ini berangkat setiap 10 - 15 menit sekali dan biasanya penuh. Kalo di trek Sepang, Anda mendapatkannya di depan sirkuit, yang jalannya lumayan jauh sekitar 300 meteran lah.

Atau kalo temen-temen punya duit lebih dan tidak mau ribet, ikutan aja paket paket dari majalah F1 Racing yang biasanya bekerjasama dengan lembaga perbankan BII atau BCA. Kalau mau tau infonya lebih seru, telpon aja ke kantor F1 Racing 021 – 72787008.
Selamat menonton dan jadi bekpeker…

Panduan 2008
1 Tiket PP Airasia Rp 1.300.000,00 / orang
2 Tiket KL Transit + Shuttle Bus 100 ringgit (Rp 300.000) selama tiga hari
3 Budget Hotel 100 ringgit (Rp 300.000)/ malam – bisa tiga orang sekamar
4 Makan 3 hari 200 ringgit (Rp 600.000) selama tiga hari
5 Transportasi ngalor-ngidul 200 ringgit (Rp. 600 ribu) per orang selama 3 hari

Motor show girls in white stockings

Thursday, October 29, 2009

Motor show girls in stockings

Penurunan Bunga Kredit Berhenti di 2010

Industri perbankan dalam negeri mensinyalir pemangkasan suku bunga kredit di tahun 2010 akan sulit dilakukan. Pasalnya, inflasi tahun 2010 diperkirakan akan lebih tinggi dibandingkan tahun ini. Menurut Ketua Ikatan Bankir Indonesia (IBI) sekaligus Direktur Utama Agus Martowardojo, suku bunga perbankan saat ini sudah cukup kompetitif, namun bisa dikoreksi sedikit lagi. "Nanti akhir november kan kita (Bank Mandiri) pangkas suku bunga 0,5 persen menjadi sekitar 11,5-13,5 persen. Tahun 2010 tingkat bunga akan tertahan karena inflasi yang cukup tinggi," katanya usai menghadiri pembukaan National Summit di Bidakara, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Kamis (29/10/2009). Menurutnya, pemangkasan yang dilakukan oleh bank pelat merah itu dirasa sudah cukup. Ia mengharapkan, bank lain bisa mengikuti menurunkan kreditnya agar bisa membantu laju pertumbuhan ekonomi. "Tingkat bunga perbankan yang sekarang kalau dilakukan penyesuaian lagi itu sudah kompetitif," ujarnya

id.yahoo.com

Wednesday, October 28, 2009

Ban Mobil F1: Dari pohon karet sampai ke sirkuit



Ban mobil Formula 1 bukan cuma hitam dan bundar, tapi diproduksi dengan filosofi yang sangat dalam dan ban adalah satu-satunya komponen di mobil Formula 1 yang menghubungkan mobil dengan permukaan aspal sirkuit sehingga mobil bisa melesat di atas trek. Jika dilihat dari luar, bentuk ban road car (mobil standar jalan raya) dan ban mobil F1 hampir mirip; sama-sama hitam, bundar dan fungsinya juga serupa. Tapi sebenarnya, filosofi yang melatar-belakangi ban kedua jenis mobil ini berbeda.
Secara filosofis, ban road car didesain agar memiliki daya tahan ribuan kilometer (60.000 – 100.000km) dan memberikan grip di berbagai macam permukaan jalan baik aspal, jalanan tanah (gravel), batu dan bahkan lumpur serta di berbagai macam kondisi (basah, kering, dingin atau panas). Sedangkan ban F1 didesain dan diproduksi dengan daya tahan 90 -120km dengan grip semaksimal mungkin setiap saat. Tipe yang dipakai pun berbeda-beda, tergantung kondisi trek balapan dan cuaca. Oleh karena itu, pilihan set ban yang dipakai oleh tim-tim F1 di setiap balapan lebih banyak dibandingkan set ban yang dipakai road car.

Tapi pada prinsipnya (prinsip ini juga berlaku pada ban road car), semakin banyak kandungan karet sebuah ban maka grip ban semakin tinggi. Untuk mendapatkan grip semaksimal mungkin, ban harus selebar mungkin. Tapi di F1, terdapat regulasi yang dikeluarkan oleh FIA yang membatasi lebar ban mobil F1, jadi lebar ban tak bisa semau gue. Dan lebar ban itu harus dikompromikan dengan daya tahan sehingga tidak cepat aus karena harus menanggung beban kerja yang amat ekstrim.

Kompon ban F1 mengandung lebih dari 150 material yang dicampur menjadi satu; dan material-material itu pada umumnya terangkum ke dalam tiga elemen utama; yaitu karbon, minyak dan sulphur. Elemen-elemen itu dibalut oleh struktur yang terdiri dari nylon dan polyester dan dibalut kerangka ban. Kompon ban kerap kali diistilahkan dengan kata ‘soft’ (lembut) dan ‘hard’ (keras) dan tingkat kekerasan maupun kelembutan kompon itu bukan diukur lewat sentuhan tangan, melainkan dari perilaku ban di atas lintasan. Ban berkompon lebih keras biasanya lebih tahan lama dibandingkan ban berkompon lebih lunak, tapi gripnya lebih lemah dibandingkan ban berkompon soft.

Lantas bagaimana ban F1 diproduksi? Proses memproduksi ban dimulai dari perkebunan-perkebunan karet di kawasan Asia Tenggara. Batang-batang pohon karet ditoreh untuk mengalirkan getah latex berwarna putih yang kemudian dikumpulkan untuk dibawa ke pabrik pengolahan. Sesampai di pabrik, latex dicampur dengan karbon, minyak, sulfur dan bahan-bahan kimia lainnya dan menjalani sejumlah proses produksi. Unsur-unsur yang menjadi bahan campuran untuk membuat ban dan proses produksinya secara mendetail tak bisa diketahui oleh masyarakat luas karena menjadi rahasia pabrikan. Begitu pun dengan material dan proses produksi ban F1.

Secara garis besar, dari proses percampuran unsur tadi akhirnya diolah dan dihasilkan lembaran-lembaran karet berwarna hitam. Lembaran-lembaran itu kemudian dipanaskan dan dijahit dengan nylon, polyester atau bahkan baja agar ban menjadi kuat. Lembaran-lembaran yang telah dijahit itulah yang akhirnya dibentuk menjadi ban.

Bagian dalam ban yang disebut ‘bead ring’ diproduksi secara terpisah dari ‘tread’. Bead ring dibentuk dengan melapisi kawat-kawat tebal dengan campuran karet dan kemudian digulung di atas template. Lembaran-lembaran karet yang telah dijahit dan bead ring disatukan, baru setelah itu bagian permukaan ban dicetak untuk membuat alur ban. Tahap selanjutnya adalah proses vulkanisasi di mana ban dipanaskan dan mendapatkan tekanan di mesin khusus. Proses pemanasan dan pemberian tekanan itu pun di atur sesuai dengan kebutuhan ban itu sendiri dan dari sinilah akhirnya keluar ban mobil Formula One yang sudah siap pakai.

Do you know?
Bridgestone mengimpor karet dari Asia Tenggara, yang kemudian menjalani proses produksi di Bridgestone Technical Centre & Plant, termasuk proses desainnya. Untuk mendapatkan ban terbaik proses desain ban mengkombinasikan pengalaman Bridgestone di setiap trek dengan data-data dari hasil uji coba yang dilakukan oleh tim. Ban pun harus menjalani tes simulasi, di mana di dalam proses ini kompon dan konstruksi ban bisa berubah sesuai dengan kebutuhan.

Setelah menjadi ban yang siap pakai, ban di kapalkan dari Bandara Narita, Jepang ke Langley, Inggris untuk disimpan. Fasilitas Langley bukan hanya sekedar gudang ban F1 buatan Bridgestone, melainkan juga sebagai kantor engineer dan karyawan. Letak fasilitas ini hanya sekitar 7 kilometer dari Bandara Heathrow, London, Inggris. (Eka Zulkarnain, penulis dan wartawan F1 Racing Indonesia)

Preview Grand Prix Hungaria 2009


Grand Prix Hungaria pertama kali digelar pada tahun 1986 di sirkuit bernama Hungaroring di Mogyorod, dekat Budapest. Penyelenggaraan GP Hungaria merupakan salah satu usaha Blok Barat –lewat tangan Bernie Ecclestone- untuk mendorong keterbukaan di negeri-negeri Tirai Besi di bawah pimpinan Uni Soviet kala itu. Pada awalnya Bernie Ecclestone ingin menggelar balapan Formula One di Uni Soviet, namun atas saran rekannya seorang pengusaha terkemuka di Hungaria, Sang Supremo F1 akhirnya menggelar balapannya di Budapest, ibukota Hungaria.

Awalnya, investor bersama Bernie ingin menggelar sirkuit jalan raya yang sama dengan Circuit de Monaco di kawasan Nepliget, sebuah taman paling luas di Budapest. Namun pemerintah Hungaria memutuskan untuk membangun sirkuit baru di daerah pinggiran ibukota di pinggir jalan tol. Pembangunan Sirkuit Hungaroring mulai dilaksanakan 1 Oktober 1985 dan waktu pembangunannya hanya memakan waktu kurang dari delapan bulan. Sejak itu, Hungaroring secara rutin menggelar balapan F1 maupun balapan-balapan lokal serta menjadi daerah kunjungan wisata terbesar ketiga di Hungaria setelah kawasan Sungai Danube dan Danau Balaton.

Grand Prix Hungaria biasanya merupakan balapan kering dan satu-satunya balapan basah yang pernah dialami Hungaroring adalah pada tahun 2006. Sirkuitnya pun biasanya kotor berpasir karena jarang dipakai untuk event-event balapan, tak seperti sirkuit-sirkuit F1 lainnya yang masuk agenda 2009 serta juga disebabkan dibangun di atas tanah berpasir.

Sulit melakukan overtaking di Hungaroring karena sempit dan twisty sehingga mendapat julukan Monaco Tanpa Tembok Pembatas. Tapi, peristiwa –peristiwa yang menghias trek ini tidak kalah dengan trek-trek Eropa lainnya. Sejumlah balapan legendaris tercatat di Hungaroring seperti duel Nelson Piquet dengan Ayrston Senna dan kemenangan Mansell dari posisi start 12 setelah secara dramatis menyalip Sena tahun 1989.

Setingan
Hungaroring memberikan banyak tantangan kepada pembalap dan engineer Formula One. Tim-tim yang berlaga harus mendapatkan level downforce setinggi mungkin karena di sini tak ada tikungan-tikungan cepat serta harus bisa menjamin engine tetap dingin karena cuacanya panas meski tak sepanas Malaysia.

Trek yang memiliki 14 tikungan ini tidak menyediakan banyak ruang overtaking kepada para pembalap dan satu -satunya tempat terbaik untuk menyalip adalah di Tikungan Pertama setelah pembalap melewati trek lurus sepanjang 700 meter di depan pit lane. Tikungan-tikungan Hungaroring berkategori tikungan berkecepatan rendah sampai medium dengan jarak pengereman yang pendek. Pengaruhnya, mobil harus diseting dengan level downforce semaksimal mungkin –sama tapi tidak identik dengan setingan di Monaco- untuk mengoptimalkan kecepatan di tikungan, dan juga mengoptimalkan pengereman serta traksi. Kecepatan maksimal mobil F1 dengan mesin V8 seperti yang dipakai ini bisa mencapai lebih dari 300km/j di trek lurus start/finis.

Grip mekanis menjadi faktor penting di trek berkecepatan rendah seperti Hungaroring sehingga tim-tim F1 biasanya menurunkan mobil dengan setingan yang lebih lembut untuk mendapatkan grip mekanis yang lebih baik. Untuk ban, Bridgestone telah menyediakan ban soft dan super-soft sepanjang race weekend karena kompon ban tersebut cocok untuk sirkuit bergrip rendah dan minim tikungan-tikungan berkecepatan tinggi.

Prediksi balap
Setelah Jenson Button gagal meraih kemenangan di dua balapan terakhir, tentunya Ross Brawn bersama seluruh tim Brawn GP mengincar kemenangan di GP Hungaria untuk memperkuat posisi Jenson dan timnya di klasemen pembalap dan konstruktor. Apalagi JB adalah juara tujuh balapan pertama, minus satu balapan. Oleh karena itu, untuk memenangi balapan JB jangan sampai melakukan kesalahan di Hungaroring dan betul-betul prima dalam konsentrasi.

Jense sendiri mengakui bahwa Hungaria adalah salah satu balapan favoritnya dan ia mengukir kemenangan grand prix pertamanya di sini tahun 2006. Apalagi, mobil Brawn lebih pas dengan cuaca panas seperti Hungaroring. Tapi kalau cuacanya sejuk, justru Red Bull Racing yang berpeluang mendominasi balapan. Red Bull sedang mengincar kemenangan ketiga dari tangan Brawn dan dengan mobil yang tangguh, tim milik konglomerat Austria ini mengincar 1-2 untuk keempat kalinya setelah mereka mengukir prestasi tersebut di Nurburgring, Jerman, beberapa waktu lalu.

Ferrari dan McLaren juga tak bisa diabaikan. Kedua tim papan atas tersebut tetap merupakan ancaman bagi duo RBR dan Brawn. Felipe Massa adalah juara tahun lalu dan mereka yakin akan tampil semakin kuat lewat sejumlah pengembangan yang diterapkan pada F60 sekarang ini. McLaren lewat Lewis Hamilton juga semakin bagus seperti terbukti di GP Jerman 12 Juli lalu dengan paket aerodinamika baru. Memang kehebatan Lewis Hamilton hanya terlihat singkat dari titik start sampai Tikungan Pertama Nurburgring karena ban belakang kanan MP4-24 Lewis pecah setelah tersenggol endplate (bilah) sayap depan Red Bull Mark Webber.
(Eka Zulkarnain, wartawan F1 Racing Indonesia)

Data fakta
Panjang sirkuit Hungaroring = 4,381
Jumlah lap = 70
Total jarak balapan = 306,67km
Waktu start balapan: 19.00 WIB

Fakta-fakta gila seputar mobil F1


1 Mesin mobil F1 beratnya kurang dari 90kg dan dapat menyemburkan sekitar 800 tenaga kuda.

2 Mobil F1 terbuat dari 80.000 komponen dan kalau dirakit 99,9 persen benar, pada saat start masih memiliki 80 kesalahan.

3 Jika dirangkai, panjang kabel yang dipakai pada mobil F1 lebih dari 1km yang dihubungkan ke sekitar 100 sensor yang memonitor dan mengendalikan komponen-komponen mobil.

4 Mobil F1 dapat melaju dari kecepatan 0 – 160km dan kembali ke posisi diam (0km) hanya dalam waktu 4 detik!

5 Ketika seorang pembalap F1 menginjak pedal rem, maka perlambatan yang terjadi dapat disamakan dengan mobil biasa ketika menabrak tembok beton dengan kecepatan 300km

6 Berat mobil F1 kurang dari 550kg, atau setengah berat mobil Mini Cooper

7 Putaran mesin mobil F1 bisa mencapai 18000rpm (di mana piston bergerak ke atas dank e bawah 300kali dalam satu detik). Bandingkan dengan mobil sedan biasa yang putaran mesinya hanya sampai 6000 – 8000rpm. Alias tiga kali lebih pelan.

8 Pada tahun 2007, tim Ferrari, Toyota dan McLaren menghabiskan biaya berkisar antara 300 – 400 juta dollar AS (sekitar 3 - 4 trilyun) dalam satu tahun.

9 kru pit tim f1 papan atas bisa mengisi bahan bakar dan mengganti ban dalam waktu 3 detik

Helm, melindungi Felipe Massa dari kematian



Kematian Henry Surtees, putra juara dunia Formula One 1964 John Surtees, di ajang balapan F2 di Sirkuit Brands Hatch, Inggris, 19 Juli lalu gara-gara terhantam ban terbang serta insiden yang dialami pembalap Ferrari Felipe Massa pada Q2 sesi kualifikasi Grand Prix Hungaria hari ini membuat publik kembali menyoroti keselamatan di motorsport khususnya Formula One.

Surtees junior meninggal dunia ketika mobil yang dikemudikannya sedang melaju di atas 200km/j dan kepalanya dihantam oleh ban yang terlepas dari mobil Jack Clarke yang melintir dan menghantam tembok pembatas saat keluar dari tikungan Westfield Bend. Sedangkan Felipe Massa nyaris tidak sadarkan diri ketika kepalanya dihantam oleh per dari damper mobil Rubens Barrichello, yang beratnya 800gram saat mendekati Tikungan 4 Sirkuit Hungaroring, Hungaria dalam kecepatan sekitar 200km/j dan mobilnya langsung secara frontal menghantam tyre wall (dinding pembatas terbuat dari ban). Massa pun dilarikan ke rumah sakit.

Anda dapat membayangkan jika kepala Surtees dan Massa tak dilengkapi dengan helm homologasi FIA? Dijamin hancur berkeping-keping seperti buah semangka yang dijatuhkan dari ketinggian 10 meter ke permukaan aspal. Lantas kenapa Surtees meninggal dunia, Massa tidak? Mungkin disebabkan bobot benda yang menghantam kedua pembalap berbeda. Tapi apapun benda terbang tersebut, helm sebagai salah satu bagian dari peranti keselamatan di dalam balapan telah mengemban fungsi sebagai peranti yang mencegah terjadinya insiden yang lebih fatal lagi.

Helm adalah satu-satunya pelindung kepala pembalap. Selain menjadi salah satu tanda pengenal bagi penonton dan komentator di trek, helm menjadi bagian paling penting bagi keselamatan pembalap dan juga berpengaruh besar terhadap aerodinamika mobil. Area di sekitar helm adalah salah satu area turbulensi udara paling rumit di mobil F1 sehingga helm didesain sedemikian rupa untuk mengurangi efek negatif turbulensi udara tersebut. Selain berfungsi sebagai alat keselamatan dan aerodinamika, helm pembalap F1 juga dibuat sedemikian rupa agar bisa menggiring angin ke dalam airbox yang terletak di atas kepala pembalap guna meningkatkan tenaga mesin dan muaranya mempengaruhi kecepatan mobil secara keseluruhan. Helm juga dibuat sedemikian rupa agar pembalap bisa bernafas secara leluasa, nyaman tidak mempengaruhi performa serta membuat pembalap bisa minum sepanjang balapan.

Helm setiap pembalap F1 dibuat khusus sesuai dengan kebutuhan pembalapnya. Bukan hanya wajib nyaman, melainkan juga memberikan perlindungan semaksimal mungkin. Jika helm-helm yang dipakai oleh pengedara motor pada umumnya terdiri dari tiga lapisan –bantalan, cangkang dalam dan cangkang luar, helm F1 terdiri dari tidak kurang dari 17 lapisan. Namun karena teknologi helm F1 sifatnya sangat rahasia, pabrikan pembuatnya tak mengungkapkan lapisan dan material yang dipakai. Yang umumnya dikenal hanya tiga substansi yaitu serat karbon untuk kekokohan helm, aramide anti api dan polyethylene, yang biasanya juga dipakai untuk membuat rompi anti peluru.

Pemakaian serat karbon membuat helm sangat ringan, hanya 1,25kg! Tapi bisa menahan benturan ekstrim keras. Saat helm diproduksi, 120 material serat karbon dilem disatukan setelah itu helm dimasukkan ke dalam autoclave dengan suhu konstan 132 derajat Celcius agar setiap lapisannya merekat satu sama lain dan mengeras. Bantalan dalamnya terdiri dari dua lapisan Nomex anti api dan sistem ventilasi di desain sedemikian agar lima liter udara segar bisa masuk sehingga pembalap tidak sesak nafas. Tingkat kebisingan di dalam helm pembalap F1 saat ini di bawah 100 desibel.

Kaca helm juga dibuat sedemikian rupa agar pembalap tak kesulitan melihat. Tebal kaca helm 3mm terbuat dari polycarbonate anti api. Warna kaca bisa menyesuaikan diri dengan kondisi di luar helm dalam waktu sepersekian detik, sama dengan kacamata sunglasses, hanya lebih cepat. Misalnya, saat memasuki terowongan Monaco, kaca bisa menjadi terang dan hitam lagi dalam hitungan sepersekian detik saat mobil keluar terowongan jadi pembalap tidak silau.

Sebelum dihomologasi oleh FIA, helm harus lolos sejumlah uji benturan. Dalam sebuah tes bernama ‘uji tembus’, sebuah benda logam lancip seberat 3kg dijatuhkan dari ketinggian tiga meter ke helm dan tidak boleh pecah. Tali pengikat helm di dagu tidak boleh melar lebih dari 30mm jika mendapat beban 38kg. Kaca helm dibombardir dengan peluru dengan kecepatan 500km/j dan titik tembusnya tidak boleh lebih dari 2,5mm. Untuk uji anti api, helm dibakar di api bersuhu 800 derajat Celcius selama 45 detik dan selama terbakar, temperatur di dalam helm tak boleh lebih dari 70 derajat Celcius. Kini moncong helm pembalap F1juga dibuat seperti helm pilot pesawat tempur agar pembalap tetap bisa bernafas leluasa waktu helm ditutup rapat untuk meredam suara bising. (Eka Zulkarnain, wartawan F1 Racing Indonesia)

Pengaruh Teknologi F1 terhadap Mobil Jalan Raya

Ferrari Enzo adalah salah satu contoh mobil road car banyak mengadopsi teknologi mobil F1

Formula 1 bukan hanya menjadi ajang hiburan motorsport belaka, melainkan menjadi ajang pengembangan teknologi otomotif terdepan yang ikut menyumbangkan karya bagi keselamatan dan kecanggihan mobil jalan raya. Sebuah berkah dari sistem regulasi yang dikembangkan di F1 dan dari bisnisnya itu sendiri.

Kita tidak dapat membantah bahwa sejumlah road car yang diproduksi oleh pabrikan-pabrikan mobil di dunia dipengaruhi oleh teknologi F1. Sudah banyak teknologi Formula One yang diterapkan pada mobil-mobil jalan raya guna mendukung keselamatan dan kenyamanan berkendara mobil tersebut. Pabrikan kerap kali memanfaatkan F1 sebagai laboratorium pengembangan teknologi otomotif ke depan.

Misalnya, teknologi paddle shift, teknik pergantian gigi transmisi dengan menekan pedal/tuas di belakang setir; drive by wire system yakni sebuah pengoperasian throttle secara elektronis dengan tidak lagi menggunakan kabel serta multiple link suspension yang merupakan suspensi khas roda belakang ala F1.
Bentuk paddle shift pada salah satu tipe mobil Ferrari. Alat itu berwarna silver seperti menempel di kemudi (Foto: www.italiancar.net)

Bahkan teknologi G-CON yang diterapkan pada sasis monokok sejumlah tipe road car Honda juga diambil dari teknologi mobil Formula One yang dikembangkan ketika pabrikan Jepang itu bergelut di balapan single seater tersebut. Teknologi G-CON ini berfungsi untuk mengontrol energi benturan dari tabrakan dan mengurangi tingkat cedera pada pengendara maupun penumpang mobil.
G-Con technology by Honda pada Honda Accord 2008 (Foto: www.hondacarindia.com)

Sejumlah perusahaan di Inggris juga sedang mengembangkan teknologi flywheel hybrid untuk mobil jalan raya.Teknologi tersebut dikembangkan baru-baru ini sesuai dengan regulasi F1. Proyek yang didanai oleh Tecnology Strategy Board itu dipimpin oleh Jaguar Land Rover dan pelaksananya adalah Prodrive dengan teknologi dari Flybird, Torotrak, Xtrac dan Ford. Program riset berjangka dua tahun itu akan mengembangkan teknologi baru dan membuat mobil uji coba yang dilengkapi sistem ini.
Salah satu Flywheel hybrid

Di bawah ini adalah sejumlah teknologi F1 yang juga diterapkan pada mobil jalan raya:

ECU (ELECTRONIC CONTROL UNIT)
Sistem komputerisasi managemen engine atau disebut juga ECU ini berfungsi mengoptimalkan power, torsi dan proses pembakaran ekonomis yang dipilih oleh pengemudi ketika menekan tombol ‘sport’ atau tombol ‘ekonomis’ pada model-model mobil tertentu. Sistem ini dapat ditemukan pada varian Alfa Romeo Brera 159 dan Spider yang memiliki sistem girboks otomatis Q-Tronic yang menyediakan opsi Sport dan Winter.


SISTEM SUSPENSI AKTIF
Suspensi aktif pada mobil F1 berbeda dengan yang dipasang pada mobil jalan raya. Porsche Cayenne GTS yang baru dilengkapi dengan Porsche Active Suspension Management (PASM), yang merupakan sitem kendali damping elektronik yang menggunakan serangkaian sensor untuk memonitor gerakan bodi mobil.
(Foto: www.media.technoblog.com)

Komponen ini juga berfungsi mengumpulkan data akselerasi lateral, sudut kemudi, beban pengereman dan torsi mesin. PASM kemudian akan mengevaluasi informasi ini dan memodifikasi beban damping pada setiap ban sesuai dengan mode yang dipilih. Hasil dari evaluasi oleh PASM itu mengurangi gerakan bodi mobil sehingga mobil bisa semakin mudah dikendalikan dan membuat pengemudi dan penumpang mobil semakin nyaman.

BRAKE DISC
Di dalam hal pengereman, mobil-mobil F1 sama dengan road car karena sebagian besar road car juga memakai disc brake yang juga dipakai pada -mobil F1. Namun perbedaannya hanya pada material disc brake yang dipakai.
Brake disc Mitsubishi Lancer Evolution X 2008 (foto: www.distrocar.com)

Mobil F1 memakai piringan pengereman dari serat karbon yang bobotnya lebih ringan dan bisa beroperasi pada temperatur yang sangat tinggi dibandingkan disc brake baja yang dipakai pada road car. Pada saat ini, pabrikan mobil Ferrari telah mengaplikasikan peranti pengereman Brembo yang terjadi dari carbon ceramic pada semua varian mobil yang diproduksinya. Ferrari pertama kali menggunakan Brembo dari carbon ceramic pada tipe Enzo Ferrari lima tahun lalu.
Cakram rem Ferrari Enzo (Foto.www.carphotos.cardomain.com)

DIRECT-SHIFT GEARBOXES
Meskipun dilarang di F1, Direct-Shift Gearboxes (DSG) adalah hasil dari pengembangan teknologi F1. Pabrikan mobil yang memanfaatkan teknologi ini adalah VW Group yang mengaplikasikannya pada sejumlah varian mobilnya. Dengan menggunakan dua clutch, pergantian transmisi akan semakin cepat dan torque converter pada transmisi otomatis bisa dihilangkan.
Gambar Audi TT 3.2 Quatrro (Foto: www.team-bhp.com)

KONTROL TRAKSI
Meskipun sistem kontrol traksi pada mobil F1 lebih kompleks, pada road car, sistem ini biasanya dipakai sebagai peranti keselamatan pada mobil-mobil high-performance untuk mencegah mobil melintir pada saat berakselerasi. Namun sistem kontrol traksi sekarang ini banyak dipakai pada mobil jalan raya biasa dan mobil off-road.

Semua varian FX Infiniti memakai kontrol traksi ESP sebagai peranti standard. ESP berfungsi menyeimbangkan beban pengereman dan torsi mesin secara otomatis pada saat understeer, oversteer atau pada permukaan jalan yang licin sehingga pengemudi bisa tetap menjaga mobil pada jalurnya. Sistem 4WD pada Infiniti menggunakan strategi kendali torsi terpisah yang secara otomatis mengalihkan torsi optimal kepada ban sesuai dengan kondisi jalan dan pengemudian.
Nissan Infiniti FX (Foto: www.babez.de)

BRAKE ENERGY REGENERATION
Sistem ini mengubah energi kinetik dari mobil yang bergerak menjadi bentuk energi yang lain guna menghemat konsumsi bahan bakar atau menambah tenaga. Sistem ini dipakai oleh BMW X6.
Brake energy regeneration pada mobil BMW X6. (Foto: www.zcars.com)

DIRECT PETROL FUEL INJECTION
Biasa dipakai pada mesin mobil F1, tapi kini banyak dipakai pada road car agar proses pembakaran lebih efisien, mengurangi emisi karbon dan menghemat konsumsi bahan bakar. Teknologi ini sekarang banyak dipakai pada sebagian besar mobil Audi dan VW. Kedua pabrikan itu menamainya FSI alias Fuel Stratified Injection. Mesin TFSI pada Audi A3 memberikan dorongan tenaga yang lebih tinggi tapi hemat bahan bakar.
Audi A3 2009 yang memakai direct petrol fuel injection. (Foto: www.autospectator.com)

(Eka Zulkarnain, wartawan F1 Racing Indonesia/ berbagai sumber)

Kenaikan PPnBm

MENJELANG tutup tahun 2009, diwarnai isu akan melambungnya harga jual sepeda motor tahun depan. Hal itu sebagai imbas kenaikan Pajak Pertambahan nilai Barang Mewah (PPnBM) bagi kendaraan bermotor yang rencananya mulai diterapkan per 1 April 2010.
Khusus untuk motor, kenaikan PPnBM diprediksi akan menyebabkan naiknya uang muka pembelian motor baru secara kredit. Dan tentunya, ini akan menyebabkan masyarakat makin sulit mendapatkan motor baru, sehingga mereka akan memburu motor seken.
Seperti diketahui, pertengahan September 2009 lalu, dimasa akhir tugasnya, DPR telah mengesahkan RUU tentang Perubahan Ketiga atas UU No.8/1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, menjadi undang-undang yang berlaku efektif 1 April 2010. Konon kenaikan PPnBM ini mencapai 200 persen.
Selain dinilai tidak berpihak kepada industri otomotif di tanah air, aturan baru itu diprediksi akan melambungkan harga jual kendaraan, termasuk roda dua, sehingga menekan angka penjualan kendaraan.

HARGA JUAL
Dalam kesempatan berbuka puasa bersama beberapa waktu lalu, Vice President Director PT Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI) Dyonisius Beti, sempat mengkhawatirkan rencana kenaikan PPnBM itu, karena akan melemahkan daya beli masyarakat, dan bisa menurunkan penjualan motor baru hingga 40 persen.
Menurutnya, kenaikan pajak itu berpengaruh terhadap harga jual sebuah produk, karena biasanya Biaya Balik Nama (BBN) akan mengalami kenaikan. Dengan naiknya harga jual, otomatis pihak leasing, yang memfasilitasi pembelian secara kredit, akan menaikan uang muka (DP), yang tentunya masyarakat makin sulit memiliki motor baru.
Namun, bagaimana dengan penjualan motor seken. Diperkirakan, bila masyarakat kesulitan mendapatkan motor baru akibat naiknya uang muka. Maka, mereka akan berusaha mendapatkan motor seken, karena kebutuhannya akan sarana transportasi yang murah.
“Kalau masyarakat kesulitan mendapatka motor baru. Tentu mereka akan membeli motor seken. Maka, imbas dari kenaikan PPnBM itu, justru akan mendongkrak penjualan motor bekas,”ujar Heri, satu pedagang motor seken.

(bambang/nk)

www.poskota.co.id

Wednesday, October 21, 2009

Freed Emang Laku Banget



Libur panjang Lebaran pada bulan September yang menyebabkan waktu kerja hanya sekitar 2 minggu tidak membuat pangsa pasar Honda turun di bulan tersebut. Sebaliknya, pangsa pasar bulanan Honda justru mengalami peningkatan yaitu dari 9,6% di bulan Agustus menjadi 11,2% pada bulan September. Dengan tambahan penjualan sebesar 4.155 unit di bulan September, penjualan Honda di tahun ini sudah mencapai 27.581 unit. Kontribusi tersbesar untuk penjualan Honda datang dari produk terbarunya, Honda Freed dengan penjualan di bulan September mencapai 1.549 unit. Sejak diluncurkan Juni lalu, permintaan konsumen terhadap Honda Freed terus meningkat hingga saat ini. Secara total, penjualan Honda Freed sejak bulan Juni hingga September tercatat sebanyak 5.196 unit dan telah meraih pangsa pasar di kelas MPV sebanyak 12%. Raihan pangsa pasar tersebut meningkat dibanding bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 10%. Produk-produk Honda lainnya juga mencatat penjualan yang baik dan kembali menjadi market leader di kelasnya masing-masing. Honda Jazz mencatat penjualan sebesar 941 unit di bulan September. Dengan penjualan yang telah mencapai 10.531 unit di tahun ini, Honda Jazz menguasai segmen hatchback dengan pangsa pasar sebesar 48%. Honda CR-V juga berhasil meraih penjualan yang sangat tinggi di kelasnya yaitu sebanyak 1.117 unit selama bulan September. Honda CR-V terus menjadi yang teratas di kelas SUV dengan pangsa pasar mencapai 40%, dan angka penjualan sebanyak 8.033 unit sepanjang tahun 2009. Dari segmen sedan, Honda berhasil meraih angka penjualan tertinggi dari semua merek, yaitu sebesar 3.819 unit dari Januari hingga September 2009 dengan pangsa pasar sebesar 24,6%. Sementara pada bulan September sendiri, Honda berhasil menjual sebanyak 548 unit produk sedannya, meningkat 21% dibanding bulan sebelumnya. Di kelas medium sedan, Honda Accord mengalami peningkatan penjualan tertinggi pada bulan September dengan penjualan sebanyak 151 unit, meningkat sebanyak 319% dibanding bulan Agustus sebelumnya yang tercatat 36 unit. Dengan demikian, sedan premium dari Honda ini telah terjual sebanyak 543 unit sepanjang tahun 2009 ini, dengan pangsa pasar 22% di kelas medium sedan. New Honda Civic sepanjang tahun ini telah terjual sebanyak 1.288 unit dan berhasil meraih pangsa pasar yang tertinggi di kelas medium sedan yaitu sebesar 48%. Pada bulan September sendiri penjualan New Honda Civic tercatat sebanyak 199 unit, meningkat sebesar 6,4 % dibanding bulan sebelumnya. All New Honda City mencatat penjualan sebanyak 198 unit di bulan September lalu. Hingga saat ini, All New Honda City telah meraih penjualan sebanyak 1.986 unit di seluruh Indonesia dengan pangsa pasar 37% di kelas mini sedan* dan berhasil menjadi market leader dikelasnya. Jonfis Fandy, Marketing & Aftersales Service Director PT Honda Prospect Motor mengatakan, “Pasar otomotif di Indonesia hingga saat ini terus menunjukkan tren pertumbuhan yang sangat baik, dimana terus terjadi peningkatan penjualan yang signifikan sejak bulan Mei 2009 lalu., yang juga diikuti oleh peningkatan pangsa pasar Honda dari bulan ke bulan. Kami juga bersyukur bahwa Honda Freed terbukti diterima dengan sangat baik oleh konsumen, seiring dengan angka penjualannya yang terus meningkat, serta produk-produk Honda lainnya yang berhasil menjadi market leader di kelasnya masing-masing.”

oto.co.id
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...