Shit Happened in Turkey
Red Bull kehilangan potensi juara karena Vettel dan Webber berbenturan saat memimpin balapan.
(Kemenangan Lewis Hamilton di GP Turki adalah kemenangan yang ke-12 bagi Lewis sepanjang berkarier di F1. Foto: www.independent.co.uk)
Bagi saya, Grand Prix Turki 2010 adalah salah satu balapan terbaik sepanjang musim 2010 ini. Sebagian alas an karena memang layout treknya yang enak ditonton dan menantang, sebagian karena keputusan-keputusan strategis Red Bull dan McLaren selama balapan.
Baik Red Bull maupun McLaren adalah dua tim yang pengembangannya paling pesat sepanjang musim berjalan dibandingkan tim-tim lain, meski memang Red Bull yang dipunggawai oleh Adrian Newey lebih kencang daripada tim Martin Whitmarsh. Makanya sehabis balapan di Monaco – di mana Red Bull menyabet gelar juara, pole position dan fastest lap- fans balap F1 langsung menjagokan tim yang berbasis di Milton Keynes tersebut bakal menyabet posisi finis satu – dua di Istanbul Park.
Red Bull telah menjalankan strateginya dengan sempurna untuk finis sesuai harapan performa tim. Ketika lima lampu merah padam Sebastian Vettel langsung menyalip Lewis Hamilton, yang start dari bagian kotor trek, di mana kerugiannya di Istanbul Park lebih besar dibandingkan trek-trek lainnya yang ada di agenda balapan tahun ini. Namun, Hamilton mampu mengambil-alih lagi posisinya.
(Suasana start Grand Prix Turki di Istanbul Park. Foto: www.f1fanatic.co.uk)
Vettel masuk pit pertama kali di lap 14, sedangkan Mark Webber dan Hamilton pit di lap 15. Karena ban kanan belakang macet, Lewis kehilangan waktu 6 detik di pit, menyebabkan Webber lebih dulu keluar dari garis pit. Pada saat keluar pit exit, Vettel -yang seharusnya berada di belakang Hamilton jika gangguan tak terjadi- berada di depan. Hamilton di posisi keempat, Jenson Button memimpin, tapi tak lama ia masuk pit di lap 17 dan rejoin di posisi ke-4.
Urutan posisi pembalap teratas bertahan sampai terjadi tabrakan antar pembalap Red Bull sendiri yang bersaing memperebutkan posisi pertama. Jika dilihat secara kasat mata, tabrakan itu mungkin kesalahan Vettel karena ketika Vettel mencoba menusuk dari dalam di trek lurus menuju tikungan ke kiri, Vettel ke kanan menghalangi Red Bull Webber sampai terjadi benturan. Namun sebenarnya sebelum benturan hebat itu terjadi, Vettel lebih kencang sepersepuluh detik baik dari Hamilton dan pembalap terdepan, Webber.
(Karena didorong oleh ego untuk menjadi yang terdepan - dan hal itu sah-sah saja- Webber dan Vettel berbenturan dan gagal meraih podium Turki. Foto: www.formula1.updatesport.com)
Selepas benturan, Duo McLaren berada di depan dan setelah itu pitwall McLaren memerintahkan via radio agar kedua pembalap ‘menghemat bahan bakar’ yang bisa diterjemahkan sebagai “jangan seperti Red Bull”. Duo McLaren hampir saja mengulang kejadian Red Bull pada saat Jenson Button terus menempel ketat dan sempat menyalip Hamilton serta berbenturan roda depan, sebelum Hamilton dengan berani menusuk menjelang tikungan pertama dan memimpin balapan kembali. Hamilton mengatakan kaget dengan gerakan yang dilakukan Button padahal kedua pembalap diinstruksikan agar menghemat bahan bakar.
(Duel menarik antar rekan satu tim, Lewis Hamilton dengan Jenson Button. Foto: www.f1fanatic.co.uk)
Tapi menurut saya, kalau pun benturanRed Bull itu tidak terjadi, dapat dipastikan akan terjadi perebutan posisi kedua secara sengit antara Hamilton dengan Vettel. Sudah sejak lima lampu merah padam, Hamilton menghantui Vettel dan tinggal menunggu kesalahan pembalap asal Jerman tersebut.
Kekuatan McLaren sebetulnya jangan dianggap enteng karena McLaren adalah tim yang tingkat pengembangan mobilnya paling cepat dalam empat tahun terakhir. Pada tahun 2007 dan 2008, Ferrari start lebih dulu dalam pengembangan mobil untuk mengalahkan McLaren, tapi setelah itu McLaren mengalahkan Scuderia. Pada tahun 2009, tim yang berbasis di Woking ini menemukan kelebihan waktu dua detik dalam lima bulan. Dan sepanjang tahun ini, McLaren menjadi satu-satunya tim yang mempertipis selisih dengan Red Bull.
Perkembangan yang dicapai oleh McLaren MP4-25 sebetulnya sudah terlihat sejak Bahrain dan Australia, namun di Turki perbaikan itu semakin jelas. Tim melakukan sejumlah modifikasi pada sayap depan. Endplate belakang juga dibuat lebih garang dan memiliki lubang untuk mengalirkan angin dari bagian yang bertekanan tinggi ke bagian luar endplate. Modifikasi itu mendorong angin di seputaran ban mengalir ke bawah sayap sehingga menghasilkan energi yang lebih besar.
Kemajuan yang diraih McLaren tergolong luar biasa, pasalnya tidak menjalani uji coba terlebih dulu di trek sehubungan dengan adanya larangan beruji coba selama musim masih berjalan, Dan modifikasi ini juga diprediksi cocok untuk trek Montreal. Selain modif di sayap, kipas sidepod juga direvisi. Kipas dibuat melengkung ke depan di bagian kolong untuk mengarahkan angin menjauh dari undercut; dan posisinya dibuat lebih tinggi. Pada area ini banyak sekali turbulansi anginadari ban depan sehingga perubahan pada kipas sidepod bisa berdampak positif terhadap performa aerodinamika.
(McLaren adalah tim F1 yang pengembangan mobilnya paling pesat di grid 2010. Hasilnya adalah penampilan Lewis Hamilton di Turki. Foto: www.timlloydfoto.files.wordpress.com)
Sementara itu, pengembangan yang dilakukan oleh Red Bull –yang dijajaki lebih dulu dibandingkan tim-tim lain- membuahkan hasil di musim 2010. Sama seperti McLaren, Red Bull juga memodifikasi sayap depan dengan menambahkan inlet pada endplate yang fungsinya sama dengan modifikasi McLaren. Kipas sidepod juga dibuat lebih sempit. Namun, waktu yang dihabiskan oleh tim lebih banyak pada menyempurnakan F-duct untuk mengantisipasi balapan Kanada, namun belum juga sampai Kanada ternyata fungsinya di Turki lebih baik. Alhasil Webber terdepan di kualifikasi.
Setiap tim memiliki interpretasi sendiri dalam mengembangkan F-duct yang pemasangannya harus betul-betul mengkompromikan desain sasis (yang sekarang ini dihomologasi). Red Bull mengimplementasikannya dengan memasang intake pada airbox yang mengarahkan angin ke dua duct (lubang kecil) –satu di kokpit dan satu Y-duct exit di antara sayap belakang. Jika tidak diaktifkan, udara masuk melalui Y-duct bawah di antara sayap belakang dan bilah vertikal sayap, yang tidak akan berpengaruh besar terhadap performa mobil. Pada waktu pembalap menutup duck kokpit, semakin banyak angin yang masuk ke Y sehingga perubahan tekanan mendorong angin melewati area yang lebih tinggi. Kemudian angin keluar lewat sirip ikan hiu yang terletak di antara bilah utama dan bilah pendukung yang menyebabkan angin menimbulkan drag tinggi. Rumit kan?
(F-duct McLaren yang terpasang di bagian depan hampir dekat dengan nosecone. Foto:www.formula1onlive.blogspot.com)
Namun sayang, kecepatan Red Bull di Istanbul dikalahkan oleh benturan hasil dari ego masing-masing pembalap. Ego kedua pembalap memang barang yang sah-sah saja, tapi hal tersebut malah merugikan tim meskipun Webbo berhasil finis ketiga. Bagi fans, justru kejadian tersebut menjadi sebuah peristiwa menarik karena di satu sisi kegagalan Vettel dan Webber menyedihkan, tapi di lain sisi membuat ketegangan di bangku grandstand atau pun yang ada di rumah. Itulah balap.
Ketidaksuksesan tampaknya sedang menyergap Ferrari yang pada awal musim diperkuat mobil bagus, tapi kalah cepat dalam pengembangan dibandingkan Red Bull dan McLaren. Departemen desain Maranello memang mencoba menyempurnakan F-duct agar bisa seperti McLaren, tapi kesuksesan yang diraih tak sebagus Red Bull dan akhirnya pengembangan di sektor lain tidak terbantu.
(Sehabis memenangi GP Bahrain sebagai putaran pertama musim 2010, Fernando Alonso belum bisa mendongkrak Ferrari. Foto: www.autofiend.com)
Gambaran serupa juga terjadi tahun lalu ketika Scuderia gagal mengharmonisasi double-diffuser secepat McLaren padahal mereka didukung oleh sumber daya teknik yang kuat, Tim mengklaim telah melakukan peningkatan modifikasi yang signifikan, tapi Fernando Alonso dan Felipe Massa tak mampu menempel duo Red Bull.
Gambaran kecil tentang kecepatan Ferrari hanya terlihat ketika Fernando Alonso berduel sengit dengan Vitaly Petrov dari Renault. Alonso menekan pembalap asal Rusia tersebut untuk memperebutkan posisi kedelapan. Beberapa kali Petrov menutup kesempatan kepada Alonso sehingga Alonso agak kerepotan. Alonso sukses menyalip dari bagian luar di Tikungan 3 dan kedua pembalap sempat benturan ban, walhasil ban depan Renault Petrov bocor. “Alonso mencoba menyalip saya dari luar, dan ban saya sudah aus. Bannya mungkin masih lumayan bagus karena ia menguntit saya sepanjang balapan, yang akhirnya bisa finis di posisi ke-15.
Bagi Ferrari, merosotnya penampilan mereka sepanjang 2010 dapat merusak moral tim pasalnya mereka menaruh harapan besar di pundak Alonso, yang datang menggantikan Kimi Raikkonen. Jika Ferrari tak bisa menempel Red Bull, balapan siap-siap didominasi oleh McLaren dan duet Webber – Vettel.
HASIL GP TURKI
Hasil Pembalap Total waktu Posisi grid
1. Lewis Hamilton McLaren 1h28:47.620 2
2. Jenson Button McLaren + 2.645 4
3. Mark Webber Red Bull + 24.285 1
4. Michael Schumacher Mercedes+ 31.110 5
5. Nico Rosberg Mercedes + 32.266 6
6. Robert Kubica Renault + 32.824 7
7. Felipe Massa Ferrari + 36.635 8
8. Fernando Alonso Ferrari + 46.544 12
9. Adrian Sutil Force India + 49.029 11
10. Kamui Kobayashi Sauber + 1:05.650 10
11. Pedro De la Rosa Sauber + 1:05.944 13
12. Jaime Alguersuari Toro Rosso + 1:07.800 16
13. Vitantonio Liuzzi Force India+ 1 lap 18
14. Rubens Barrichello Williams + 1lap 15
15. Vitaly Petrov Renault + 1 lap 9
16. Sebastian Buemi Toro Rosso + 1 lap 14
17. Nico Hulkenberg Williams + 1 lap 17
18. Timo Glock Virgin + 2 lap 21
19. Luca Di Grassi Virgin + 3 lap 23
Tidak finis/retire
Pembalap lap Penyebab
Retire Karun Chandhok HRT 53 Fuel system
Retire Bruno Senna HRT 47 Fuel pressure
Retire Sebastian Vettel Red Bull40 Tabrakan
Retire Heikki Kovalainen Lotus 34 Hidrolik
Retire Trulli Lotus 33 Hidrolik
Fastest lap: Vitaly Petrov 1m 29,165d
(Eka Zulkarnain, wartawan F1 Racing Indonesia)
No comments:
Post a Comment