Perjalanan ke Palabuhanratu dan Ujung Genteng memang jauh, tapi sukacita Anda akan terbalaskan oleh keindahan alam dan pantai yang mengagumkan.
Mendengar nama kota Sukabumi di Jawa Barat, mindset kita biasanya langsung tertuju ke kota kecil Palabuhanratu. Sebuah kota –yang sekarang menjadi ibukota Sukabumi- yang kaya dengan pemandangan alam dan keindahan pantai. Sebuah daerah yang terkenal dengan olahraga air surfing dan orang mungkin lebih mengenalnya dengan sebutan Pelabuhan Ratu, padahal nama yang sebenarnya adalah Palabuhanratu tanpa pemisahan kata.
Tapi sayang, bagi warga Jabodetabek yang ingin menjangkau daerah yang memadukan keindahan pegunungan dan pantai itu terkadang harus berpikir sepuluh kali. Mereka harus melewati jalur Bogor - Cibadak – Sukabumi yang terkenal kemacetannya sehingga banyak yang menyebutnya Jalur Neraka. Kondisi jalan Ciawi – Sukabumi yang berjarak sekitar 54km sempit dan rusak, dihiasi lubang-lubang besar menganga sehingga membahayakan kendaraan, terutama kendaraan roda dua. Memang jalan selalu diperbaiki, tapi tak lama kemudian lubang-lubang menganga muncul kembali. Titik-titik kemacetan serta traffic sibuk yang selalu dilewati truk-truk besar menambah semrawut jalanan.
Normalnya, waktu tempuh Bogor – Cibadak sekitar satu jam, tetapi karena kondisi jalan yang membuat pusing kepala, waktu tempuh bisa mencapai 3 – 4 jam apalagi di hari libur. Akhirnya orang yang tinggal di Jabodetabek dan ingin menikmati liburan di objek-objek wisata di Sukabumi harus berpikir berulang-kali. Mereka kan liburan untuk rileks, melepaskan kepenatan yang mereka telan sehari-hari di kota, bukan untuk dibuat pusing oleh kemacetan apalagi ditambah harus menghadang bahaya di jalan raya. Jalur alternatif yang tersedia pun tidak membantu.
(Salah satu bagian pemandangan jalanan Ciawi - Sukabumi dalam kondisi lengang dan tidak berlubang. Foto: www.flickr.com)
Memang banyak yang mengakali pergi ke/dari Sukabumi melewati Jalur Ciawi – Sukabumi pada malam hari. Tapi toh stress di jalan tidak hilang. Macet memang hilang, tapi lubang-lubang menganga menjadi ancaman karena bisa merontokkan suspensi mobil, menjadi penyebab terjadinya tabrakan dan yang lebih parah lagi bisa menyebabkan pengendara sepeda motor roda dua jungkir balik jika menerjang lubang. Belum lagi ancaman truk-truk besar yang lalu-lalang. Nah, idealnya jalur Bogor – Sukabumi yang sudah sempit, super sibuk dan super macet dihubungkan oleh Jalan Tol sehingga bisa merangsang pertumbuhan ekonomi dan pariwisata di wilayah tersebut.
Namun, rasa dongkol hati Anda pada saat melewati Jalur Neraka akan tertutup pada saat Anda sudah mencapai wilayah Cibadak. Terdapat dua rute jalan menuju Palabuhanratu. Pertama melewati jalur lama Cibadak – Palabuhanratu melewati Ubrug dan Pasapen; yang kedua melewati rute Cikidang – Palabuhanratu. Saya sendiri lebih menyukai lewat Cikidang karena menyuguhkan pemandangan alam yang lebih cantik dan jarak tempuhnya lebih singkat dengan selisih sekitar 20km dibandingkan rute yang pertama.
(Jalan Cikidang yang kaya dengan pemandangan indah. Foto: www.muchtasyd.files.wordpress.com)
Di kedua rute tersebut Anda akan disambut Jalur Surga yang menyuguhkan jalanan kecil khas pedesaan yang menyuguhkan ragam pemandangan berbeda di sepanjang jalan. Pemandangan gunung, persawahan, perkebunan teh, kelapa sawit dan akhirnya pantai akan membuat hati Anda rileks.
Lantas jika Anda sudah mencapai daerah Palabuhanratu, objek-objek pariwisata apa saja yang bisa Anda nikmati:
Objek wisata seputaran Palabuhanratu
Pantai Palabuhanratu
Pantai Palabuhanratu terentang hampir mencapai 24km dari Loji di Timur sampai Cibareno ke arah Barat Palabuhanratu. Memang, Pantai Palabuhanratu terkenal tidak bersahabat bagi pengunjung karena banyak memakan korban sehingga dianggap membahayakan bagi para pengunjung yang ingin berenang. Jika Anda ingin berenang, Anda wajib bertanya kepada Life Guard (Penjaga Pantai) areal-areal pantai yang aman untuk berenang atau main air.
(Gado Bangkong, sisa-sisa pelabuhan kecil di Palabuhanratu. Foto: in courtesy of Paul Gallegos)
Jika para pengunjung ingin berenang dengan leluasa tanpa takut diintip oleh bahaya arus yang kuat, sebaiknya berenang di Pantai Cibanban dan Cikembang. Anda bisa berenang sepuasnya sampai ke tengah sekalipun. Selain pantai, Cibanban dan Cikembang menawarkan pemandangan gunung yang menakjubkan.
(Perahu-perahu nelayan tradisional memperkuat nuansa khas desa nelayan di Palabuhanratu. Foto: in courtessy of Paul Gallegos).
Pelelangan ikan
Di sini Anda bisa membeli segala jenis ikan and sea food segar yang harganya jauh lebih murah dibandingkan jika Anda memakannya di Jakarta, misalnya. Asal Anda berani menawar dan Anda tahu harga ikan dan kawan-kawannya di kota asal Anda. Di atas tempat pelelangan ikan terdapat resto seafood yang segar.
(Pelelangan ikan di Palabuhanratu)
Pantai Citepus
Panjang pantai sekitar 2km dari mulai Tenjo Resmi sampai Samudra Beach Hotel.
Pantai Cimaja dan surfing
Terkenal dengan kegiatan olahraga air surfingnya. Pecahan ombak di pantai ini bagus untuk bermain surfing sehingga Cimaja terkenal ke seantero dunia. Selain Cimaja, terdapat juga beberapa spot surfing yang terkenal di kalangan surfer yaitu Pantai Sunset (Karangpapak), Pantai Karang Sari (di pusat kota Palabuhanratu) dan Karang Aji (Cibanban)
Pantai Karanghawu
Konon, dulunya menjadi tempat beristirahatnya Nyai Roro Kidul –seorang putri cantik yang menjadi cerita legenda bagi masyarakat yang tinggal di Pantai Selatan.Pantai Karanghawu adalah pusat wisata pantai di Palabuhanratu.
(Sunset di Pantai Karanghawu)
Gua Lalai
Terletak di Pantai Patuguran, hanya sekitar 1,5km dari pusat kota Palabuhanratu. Disarankan untuk mendatangi gua ini pada sore hari sekitar jam 3-an di mana Anda bisa melihat ratusan ribu kelelawar keluar masuk dari gua.
Patung Dewi Kwan Im
Melihat dari dekat Kuil Dewi Kwan Im yang terletak di atas bukit dan menyuguhkan pemandangan indah lepas pantai.
(Kuil Dewi Kwan Im di Pantai Cipatuguran, sekitar 1,5km dari pusat kota Palabuhanratu)
(Pemandangan dari Kuil Dewi Kwan Im)
Wisata air panas Cipanas
Terletak sekitar 17km dari kota kecil Palabuhanratu dan 2km dari Cisolok. Dulunya adalah kawah gunung berapi dan kini sudah tidak aktif lagi dan masih menyemburkan air panas dari perut bumi. Anda bisa mandi air panas di sini.
Arung Jeram
Arum jeram di Sukabumi terpusat di Sungai Citarik dan Cicatih dengan melewati alur berliku-liku ke bawah dari Gunung Halimun.
Arung Gelombang
Tergolong sebagai olahraga air baru di kawasan Palabuhanratu. Jika kita mengenal arung jeram dengan mengikuti aliran air sungai, Arung Gelombang adalah olahraga menantang/melawan deburan ombak sehingga bisa memacu adrenalin.
Kampung Adat
Di kawasan Kab. Sukabumi terdapat empat tempat kampung adat yang masih melestarikan kearifan lokal sebagai pegangan mereka dalam bersosialisasi dan berkomunikasi bersama lingkungan. Kampung adat Ciptagelar, Girijaya, Sirnaresmi, dan Sirnarasa adalah kampung adat yang memegang teguh tata cara berinteraksi bersama lingkungan.
Tempat makan dan hotel di Palabuhanratu
Tersedia beragam penginapan di Palabuhanratu dari losmen-losmen murah sampai hotel bintang empat Samudra Beach Hotel. Makanan favorit adalah sea food karena memang daerah pantai dan jangan lupa salah satu masakan khas Palabuhanratu adalah Sop Jangilus (Blue Marlin) dan warung sop Jangilus terkenal terdapat di daerah Citarik.
SEPUTARAN UJUNG GENTENG
Perjalanan menuju Ujung Genteng
Untuk mencapai kawasan Ujung Genteng sangatlah mudah. Bisa dijangkau dengan mobil pribadi, bus, angkutan umum dan bahkan juga motor. Kawasan Ujung Genteng dan sekitarnya menawarkan nuansa alam pegunungan yang asri, pedesaan yang tradisional dan pantai yang eksotis.
Jarak Ujung Genteng dari Kota Jakarta sekitar 250km dan 120km dari kota Sukabumi. Namun jika Anda terlebih dahulu mengunjungi wilayah Palabuhanratu dan lantas ke Ujung Genteng jarak tenpuh sekitar 85km. Komunitas-komunitas sepeda motor sering melakukan turing ke Ujung Genteng karena menawarkan perjalanan khas daerah pedesaan yang eksotis berbelok-belok mengkombinasikan pemandangan pegunungan, hutan jati, perkebunan teh, perkebunan teh dan pantai.
Setibanya di Ujung Genteng Anda bisa menginap di sejumlah penginapan yang tertata apik, bersih, cozy dan nyaman. Dan, jangan lupa jika Anda ke sini segera nikmati seafoodnya yang segar dan hendaknya mencari di dekat-dekat tempat pelelangan ikan. Turis-turis Jepang dan Korea kerap berburu makanan laut di sini dan di bawa pulang di dalam boks.
Tak seperti di Palabuhanratu, sepanjang pantai Ujung Genteng aman untuk berenang dan bahkan Anda bisa snorkeling di pantai karena memiliki karang-karang indah dan aman diinjak. Pada sore hari karang akan tertutup air laut, tapi pada pagi hari air laut surut sehingga terlihat tonjolan-tonjolan karang yang menghampar di pantai. Jika Anda berkunjung ke Ujung Genteng pada musim hujan, Anda akan menikmati panorama pada sore hari yang muncul di tengah laut.
Curug Cikaso
Terletak di wilayah Jampang Kulon, sekitar 50km dari Palabuhanratu atau 70km dari kota Sukabumi, setelah Anda melalui wilayah Jampang Surade. Dari jalan raya utama Anda berbelok kiri dengan menempuh perjalanan sekitar 2km,.
Untuk mencapai Curug Cikaso yang menawarkan pemandangan air terjun nan indah dan asri, Anda harus menyusuri Sungai Cikaso dengan sampan tradisional. Dari titik pemberangkatan jaraknya hanya 500 meter dan bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Namun, menggunakan sampan memberikan sensasi pengalaman tersendiri bak menyusuri Sungai Chao Praya. Sensasi Anda semakin beterbangan Jika Anda menikmati wisata sungai Cikaso sampai ke muara sampai sejauh 8km.
Penangkaran Penyu di Pantai Pangumbahan
Dari tempat penginapan kami di Pondok Hexa, Ujung Genteng, letaknya sekitar 5km kea rah Barat. Tapi untuk melihat penyu mendarat ke pantai dan bertelur hanya bisa dilakukan pada malam hari dan tidak diketahui secara pasti waktunya. Terkadang penyu bisa mendarat dan bertelur pada jam 8, 8 malam bahkan jam 3 dinihari atau bahkan tidak ada sama sekali.
Jadi Anda harus rela menunggu berjam-jam, namun kalau Anda beruntung akan menjadi sebuah pengalaman yang sangat langka sepanjang hidup. Para pengunjung tidak diperkenankan menunggu di tepi pantai, melainkan di pondokan yang dijaga oleh petugas. Jika Ada penyu mendarat, petugas akan memberitahu dan membawa rombongan secara bergiliran. Dalam satu malam bisa terdapat lebih dari 100 orang untuk melihat penyu.
Untuk menjangkau tempat ini disarankan untuk naik motor, karena medannya tidak beraspal dan terlalu berbahaya pada malam hari karena melewati jembatan sempit yang tidak berpagar. Dan biasanya pada malam hari jalanan tidak bisa dilalui oleh mobil karena air pasang. Medan pun tak bisa dilewati mobil jenis sedan, melainkan hanya bisa oleh SUV atau MPV yang memiliki ground clearance tinggi.
Tanah Lot Ujung Genteng
Terletak tepat di depan penginapan Villa Amanda Ratu,mirip tempat wisata Tanah Lot di Bali, namun letaknya di muara sungai pertemuan dengan laut. Konon, Villa Amanda Ratu adalah tempat peristirahatan almarhum Presiden Soeharto ketika masih berkuasa dulu dan setelah Soeharto ditumbangkan dari kursi jabatannya oleh Gerakan Mahasiswa/Massa tahun 1998, tempat peristirahatan yang terletak di tengah-tengah kebun kelapa itu dialih-fungsikan menjadi tempat penginapan.
No comments:
Post a Comment