Ferrari Enzo adalah salah satu contoh mobil road car banyak mengadopsi teknologi mobil F1
Formula 1 bukan hanya menjadi ajang hiburan motorsport belaka, melainkan menjadi ajang pengembangan teknologi otomotif terdepan yang ikut menyumbangkan karya bagi keselamatan dan kecanggihan mobil jalan raya. Sebuah berkah dari sistem regulasi yang dikembangkan di F1 dan dari bisnisnya itu sendiri.
Kita tidak dapat membantah bahwa sejumlah road car yang diproduksi oleh pabrikan-pabrikan mobil di dunia dipengaruhi oleh teknologi F1. Sudah banyak teknologi Formula One yang diterapkan pada mobil-mobil jalan raya guna mendukung keselamatan dan kenyamanan berkendara mobil tersebut. Pabrikan kerap kali memanfaatkan F1 sebagai laboratorium pengembangan teknologi otomotif ke depan.
Misalnya, teknologi paddle shift, teknik pergantian gigi transmisi dengan menekan pedal/tuas di belakang setir; drive by wire system yakni sebuah pengoperasian throttle secara elektronis dengan tidak lagi menggunakan kabel serta multiple link suspension yang merupakan suspensi khas roda belakang ala F1.
Bentuk paddle shift pada salah satu tipe mobil Ferrari. Alat itu berwarna silver seperti menempel di kemudi (Foto: www.italiancar.net)
Bahkan teknologi G-CON yang diterapkan pada sasis monokok sejumlah tipe road car Honda juga diambil dari teknologi mobil Formula One yang dikembangkan ketika pabrikan Jepang itu bergelut di balapan single seater tersebut. Teknologi G-CON ini berfungsi untuk mengontrol energi benturan dari tabrakan dan mengurangi tingkat cedera pada pengendara maupun penumpang mobil.
G-Con technology by Honda pada Honda Accord 2008 (Foto: www.hondacarindia.com)
Sejumlah perusahaan di Inggris juga sedang mengembangkan teknologi flywheel hybrid untuk mobil jalan raya.Teknologi tersebut dikembangkan baru-baru ini sesuai dengan regulasi F1. Proyek yang didanai oleh Tecnology Strategy Board itu dipimpin oleh Jaguar Land Rover dan pelaksananya adalah Prodrive dengan teknologi dari Flybird, Torotrak, Xtrac dan Ford. Program riset berjangka dua tahun itu akan mengembangkan teknologi baru dan membuat mobil uji coba yang dilengkapi sistem ini.
Salah satu Flywheel hybrid
Di bawah ini adalah sejumlah teknologi F1 yang juga diterapkan pada mobil jalan raya:
ECU (ELECTRONIC CONTROL UNIT)
Sistem komputerisasi managemen engine atau disebut juga ECU ini berfungsi mengoptimalkan power, torsi dan proses pembakaran ekonomis yang dipilih oleh pengemudi ketika menekan tombol ‘sport’ atau tombol ‘ekonomis’ pada model-model mobil tertentu. Sistem ini dapat ditemukan pada varian Alfa Romeo Brera 159 dan Spider yang memiliki sistem girboks otomatis Q-Tronic yang menyediakan opsi Sport dan Winter.
SISTEM SUSPENSI AKTIF
Suspensi aktif pada mobil F1 berbeda dengan yang dipasang pada mobil jalan raya. Porsche Cayenne GTS yang baru dilengkapi dengan Porsche Active Suspension Management (PASM), yang merupakan sitem kendali damping elektronik yang menggunakan serangkaian sensor untuk memonitor gerakan bodi mobil.
(Foto: www.media.technoblog.com)
Komponen ini juga berfungsi mengumpulkan data akselerasi lateral, sudut kemudi, beban pengereman dan torsi mesin. PASM kemudian akan mengevaluasi informasi ini dan memodifikasi beban damping pada setiap ban sesuai dengan mode yang dipilih. Hasil dari evaluasi oleh PASM itu mengurangi gerakan bodi mobil sehingga mobil bisa semakin mudah dikendalikan dan membuat pengemudi dan penumpang mobil semakin nyaman.
BRAKE DISC
Di dalam hal pengereman, mobil-mobil F1 sama dengan road car karena sebagian besar road car juga memakai disc brake yang juga dipakai pada -mobil F1. Namun perbedaannya hanya pada material disc brake yang dipakai.
Brake disc Mitsubishi Lancer Evolution X 2008 (foto: www.distrocar.com)
Mobil F1 memakai piringan pengereman dari serat karbon yang bobotnya lebih ringan dan bisa beroperasi pada temperatur yang sangat tinggi dibandingkan disc brake baja yang dipakai pada road car. Pada saat ini, pabrikan mobil Ferrari telah mengaplikasikan peranti pengereman Brembo yang terjadi dari carbon ceramic pada semua varian mobil yang diproduksinya. Ferrari pertama kali menggunakan Brembo dari carbon ceramic pada tipe Enzo Ferrari lima tahun lalu.
Cakram rem Ferrari Enzo (Foto.www.carphotos.cardomain.com)
DIRECT-SHIFT GEARBOXES
Meskipun dilarang di F1, Direct-Shift Gearboxes (DSG) adalah hasil dari pengembangan teknologi F1. Pabrikan mobil yang memanfaatkan teknologi ini adalah VW Group yang mengaplikasikannya pada sejumlah varian mobilnya. Dengan menggunakan dua clutch, pergantian transmisi akan semakin cepat dan torque converter pada transmisi otomatis bisa dihilangkan.
Gambar Audi TT 3.2 Quatrro (Foto: www.team-bhp.com)
KONTROL TRAKSI
Meskipun sistem kontrol traksi pada mobil F1 lebih kompleks, pada road car, sistem ini biasanya dipakai sebagai peranti keselamatan pada mobil-mobil high-performance untuk mencegah mobil melintir pada saat berakselerasi. Namun sistem kontrol traksi sekarang ini banyak dipakai pada mobil jalan raya biasa dan mobil off-road.
Semua varian FX Infiniti memakai kontrol traksi ESP sebagai peranti standard. ESP berfungsi menyeimbangkan beban pengereman dan torsi mesin secara otomatis pada saat understeer, oversteer atau pada permukaan jalan yang licin sehingga pengemudi bisa tetap menjaga mobil pada jalurnya. Sistem 4WD pada Infiniti menggunakan strategi kendali torsi terpisah yang secara otomatis mengalihkan torsi optimal kepada ban sesuai dengan kondisi jalan dan pengemudian.
Nissan Infiniti FX (Foto: www.babez.de)
BRAKE ENERGY REGENERATION
Sistem ini mengubah energi kinetik dari mobil yang bergerak menjadi bentuk energi yang lain guna menghemat konsumsi bahan bakar atau menambah tenaga. Sistem ini dipakai oleh BMW X6.
Brake energy regeneration pada mobil BMW X6. (Foto: www.zcars.com)
DIRECT PETROL FUEL INJECTION
Biasa dipakai pada mesin mobil F1, tapi kini banyak dipakai pada road car agar proses pembakaran lebih efisien, mengurangi emisi karbon dan menghemat konsumsi bahan bakar. Teknologi ini sekarang banyak dipakai pada sebagian besar mobil Audi dan VW. Kedua pabrikan itu menamainya FSI alias Fuel Stratified Injection. Mesin TFSI pada Audi A3 memberikan dorongan tenaga yang lebih tinggi tapi hemat bahan bakar.
Audi A3 2009 yang memakai direct petrol fuel injection. (Foto: www.autospectator.com)
(Eka Zulkarnain, wartawan F1 Racing Indonesia/ berbagai sumber)
No comments:
Post a Comment