Gelaran F1 di Sirkuit Silverstone pada hari Minggu ini (21/6) akan menjadi grand prix F1 terakhir di trek tersebut. Pasalnya, sang supremo Bernie Ecclestone telah menyepakati kontrak dengan Simon Gillet untuk memindahkan GP Inggris ke Sirkuit Donington Park mulai tahun 2010 sampai 10 tahun ke depan.
Memang tak ada yang pasti di F1. Karena serba ketidakpastian itulah yang membuat sebuah arena balapan menjadi sangat menarik, terutama arena balapan Formula 1 sebagai pinnacle of motorsport yang melibatkan teknologi canggih, sumber daya manusia terbaik dan biaya tertinggi di dunia. F1 bukan hanya soal balap, tapi juga politik, bisnis dan dunia hiburan. Uang pun kerap menjadi penentu nasib. Apalagi berdasarkan kabar terakhir, Sirkuit Donington Park pun diramalkan tidak akan siap menggelar balapan tahun depan karena permasalahan financial.
Banyak pihak menyesalkan dan memprotes kepindahan GP Inggris ke Donington Park –kalau jadi. Biar bagaimana pun balapan Formula 1 jangan melupakan sejarah. F1 membutuhkan sirkuit-sirkuit klasik yang memberikan tantangan khusus kepada pembalap bukan hanya dari sisi fisik dan mental, tapi juga spirit dan inspirasi yang bisa dinikmati oleh pembalap, kalangan paddock dan fans. Banyak pihak menilai hilangnya Silverstone, membuat setengah soul F1 juga lenyap.
Trek yang terletak di Northamptonshire ini telah menggelar balapan F1 sejak 1950 dan masuk kalender tetap sejak 1987. Ketika Kejuaraan F1 secara resmi dimulai tahun 1950, Silverstone adalah trek pertama yang dipakai dan menjadi balapan pembuka F1 tahun itu dari tujuh putaran. Alfa Romeo menguasai podium finis saat itu lewat Nino Farina, Luigi Faqioli dan Reg Parnell.
Sejak itu, Silverstone mengalami sembilan kali renovasi. Dari trek yang ekstra cepat tahun 1950 menjadi sebuah trek yang mengkombinasikan tikungan-tikungan cepat dengan tikungan-tikungan lamban yang menuntut balance dan setingan mobil yang sangat rumit karena tim harus banyak melakukan kompromi setingan.
Silverstone melahirkan balapan-balapan hebat dan memori bersejarah. Silverstone adalah markas asosiasi pembalap Inggris dan bagian dari sejarah balapan paling tua di negara Elizabeth tersebut. Di sinilah Stirling Moss menjadi pembalap Inggris pertama yang jadi juara dunia F1. Di sini juga lah duel antara Nigel Mansel dengan rekan satu timnya di Williams, Nelson Piquet tahun 1987 menjadi salah satu duel paling maut di F1 serta masih banyak momen-momen bersejarah Silverstone yang jika dicatat membuat jari-jari ini kelelahan. Memang benar, setengah soul F1 telah lenyap. Soul yang membuat balapan tercanggih di dunia tetap hidup. Soul yang tak bisa digantikan oleh lautan beton di tengah hutan kelapa sawit Sepang. Soul yang tak bisa digantikan oleh hanya karena menyebrang Laut Bosphorus menuju Istanbul Park, oleh kota-kota di Timur Tengah yang membosankan atau bahkan juga oleh gemerlap pijaran lampu di Marina Bay Singapura.
No comments:
Post a Comment