BUTTON MEMBAWA SPIRIT BARU BAGI MCLAREN
Setelah tampil kurang memuaskan di Bahrain, McLaren-Mercedes akhirnya berhasil mencuri perhatian. Jenson Button mempersembahkan kemenangan pertama bagi McLaren berkat kepiawaiaannya mengemudikan mobil dikombinasian dengan strategi ban yang tepat. Juara dunia 2009 tersebut melakukan langkah berani dengan mengganti ban kering lebih dulu pada saat hujan mulai turun dan Jenson akhirnya memimpin balapan pada saat Sebastian Vettel mengalami gangguan pada pengereman gara-gara masuk gravel dan akhirnya tak bisa melanjutkan balapan.
Pada Grand Prix Bahrain dua minggu sebelumnya, McLaren –khususnya Button- tidak tampil tangguh sebagaimana perkiraan publik balap. Ia hanya finis ke 7 di belakang Michael Schumacher (Mercedes GP Petronas) setelah melalui perjuangan berat dan harus melalui beberapa duel dengan rival-rival berat termasuk rekan satu timnya Lewis Hamilton. Race weekend di Sakhir bukan akhir pekan yang menyenangkan bagi kru Martin Whitmarsh. Memang Lewis naik podium karena tertolong oleh problem mesin yang dialami Sebastian Vettel (Red Bull), namun performa McLaren sudah merupakan performa optimal karena rival-rival beratnya seperti Ferrari dan Red Bull mampu mengembangkan mobil lebih baik lagi.
Dari sisi balapan sendiri, Bahrain agak membosankan dan mengecewakan penonton. Balapan yang tadinya dirancang akan banyak aksi overtaking, ternyata berjalan monoton. F1 membutuhkan tontonan yang lebih menarik dan harapan bergantung dari Australian GP, jika tidak maka tingkat ketidakpuasan publik terhadap perubahan regulasi, khususnya pelarangan refueling akan semakin tinggi. Belum lagi ancaman balapan hujan di Australia dalam kondisi mobil lebih berat dibandingkan tahun lalu. Namun, Australia bukanlah Bahrain. Hampir setiap tahun Albert Park senantiasa menyuguhkan drama dan insiden yang menarik. Apalagi balapan diguyur hujan seperti yang diramalkan bahkan pihak. Thriller pun terjadi bergiliran membuat penonton tak melepaskan matanya dari trek maupun giant screen di pinggir sirkuit dan para penonton di TV pun tak mau beranjak dari kursi.
Tapi di luar kekecewaan atas balapan di Bahrain GP dan buruknya penampilan McLaren pada sesi uji coba musim dingin. Vodafone McLaren Mercedes telah membuktikan bahwa performa mereka telah bangkit lagi, padahal pada musim dingin lalu, tim yang berbasis di Inggris ini ketinggalan sedetik dari rival-rival beratnya. Meski dibilang McLaren MP4-25 lagi-lagi beruntung atas masalah reliabilitas yang mendera Red Bull, GP Australia membuktikan bahwa Button mendapatkan keuntungan dari perubahan regulasi musim 2010; kehalusannya dalam mengemudikan mobil membuatnya mampu menjaga tingkat keausan ban dalam kondisi bobot mobil berat karena bahan bakar.
Tanda-tanda kemenangan McLaren sudah terlihat sejak sesi latihan. Pada sesi latihan pertama hari Jumat, Lewis Hamilton, Jenson Button, Nico Rosberg (Mercedes) dan Robert Kubica (Renault) terlibat adu cepat dalam pencatatan waktu. McLaren melalui Hamilton pertama kali mencatat waktu tercepat, tapi dipecahkan Rosberg dengan waktu 1 menit, 27 detik. Tak lama kemudian, Button mencatat lap time tercepat namun kepuasan itu hanya bertahan beberapa menit saja karena Kubica menggeser dan bertengger di puncak pada saat sesi tinggal 15 menit dengan mencatat waktu tercepat di setiap sektor. Button akhirnya bertengger di posisi ketiga tercepat, sementara rekan satu timnya Hamilton harus puas bertengger di posisi ketujuh.
Memasuki sesi latihan kedua pada hari yang sama, duet McLaren justru bertengger di posisi teratas berkat strategi pemilihan ban yang tepat. Dan terbukti strategi ini juga yang membawa Jenson Button memuncaki podium F1 di Albert Park pada hari Minggunya. Lima menit sebelum sesi kedua, cuaca agak mendung dan hujan pun turun pada saat mobil keluar dari garasi untuk melakukan installation lap. Tak lama berada di dalam trek, mobil-mobil kembali ke dalam garasi. Trek sepi selama 20 menit dan setelah hujan mereda, tim kembali meluncurkan mobil ke trek. Nico Rosberg pertama kali menjadi yang tercepat, dengan kecepatan yang hampir sama pada sesi pertama, namun secara bergantian dipecahkan Jenson Button dan Lewis Hamilton. Hamilton mencatat waktu tercepat 1m 25,801 detik di lap 13, disusul Button 1m 26,076d, Mark Webber 1m 26,248d dan pada urutan selanjutnya Michael Schumacher 1m 26,511d.
Kalangan paddock pun sudah ada yang menjagokan McLaren bakal menjadi juara Australia, meski pada umumnya tetap memfavoritkan Red Bull dan Ferrari. Vettel sendiri memang bisa memperbaiki catatan waktu pada menit-menit terakhir, namun mobilnya melintir di Tikungan 6 karena pada saat mengerem ban kirinya masuk ke rumput. Vettel harus puas di urutan 16 pada sesi kedua. Dijepit oleh duet Ferrari, Fernando Alonso pada posisi ke-15 dan Felipe Massa di posisi ke-16.
Namun pada sesi latihan ketiga sampai kualifikasi Red Bull menguat. Pada sesi ketiga hari Sabtu, Webber tercepat dengan waktu 1m 24,929d, disusul Alonso 1m 24,963d. Sedangkan Button dan Hamilton pada posisi keenam dan ketujuh. Memasuki sesi kualifikasi, duo Red Bull menempatkan barisan terdepat grid start di mana Sebastian Vettel mencatat waktu tercepat 1m 24,774d dan Mark Webber 1m 24,276d. Kondisi trek pada saat shoot-out kualifikasi sejuk dan tak ada pembalap lain yang mampu mendekati kecepatan kedua Red Bull. Seperti yang diduga karya Adrian Newey kembali menempati pole, paddock dan kalangan jurnalis masih mempertanyakan daya tahan alias reliabilitas paket Red Bull RB6 bermesin Renault tersebut. Akankah ‘tragedi’ Sakhir terulang kembali di Albert Park?
Hari Minggu 26 Maret, Albert Park. Duet Red Bull terdepan, di barisan kedua Alonso dan Jenson Button, baris ketiga Massa dan Nico Rosberg disusuo Schumi Barrichello. Peluang Lewis Hamilton menipis karena start dari P11 di bawah Adrian Sutil dari Force India-Mercedes.
Lima lampu merah padam. Start brilian Fernando Alonso saat memacu mobil menuju Tikungan 1 terhenti karena ban belakangnya berbenturan dengan ban depan Button, mengakibatkan Michael Schumacher harus mengerem keras dan menghantam belakang Alonso. Mobil Schumi spin, sayap depannya patah. Hamilton terkejut, ia menghindari Mercedes Schumi dengan melewati rumput. Schumi terpaksa masuk pit untuk mengganti front wing. Ia kehilangan waktu lebih dari 1 menit gara-gara kehilangan wing depan tersebut.
Selepas start, Button agak tidak nyaman dengan ban intermediate yang ia pakai, terbukti ketika Hamilton menyalip Button di Tikungan 3 di lap pertama. Button juga tidak bisa mengimbangi kecepatan Ferrari dan duo Red Bull. “Ban intermediate membuat balance mobil tak ada. Saya kerepotan dan saya kehilangan dua posisi, jadi saya pikir saya harus menggantikan dengan ban slick,” ujar Button.
Waktu ia memutuskan masuk pitlane untuk mengganti ban, Button menyadari ia telah mengambil keputusan yang bisa menimbulkan bencana bagi mobil karena lintasan masih basah. Pada awalnya memang seperti itu. Button overshoot ke gravel di Tikungan 3, namun selanjutnya pemilihan ban oleh Button ternyata tepat, sirkuit cepat mengering. Ia mencatat waktu tercepat di dua sector terakhir ketika lap sudah berjalan dua pertiga. Button pun dengan mudah melewati beberapa mobil di pit dan kemudian melewati Robert Kubica dari Renault di Tikungan 13 pada saat pembalap asal Polandia tersebut merasakan suhu bannya belum sampai pada titik yang pas untuk mendapatkan waktu tercepat.
Jenson Button mendapatkan momentum memimpin balapan ketika Red Bul RB6 Sebastian Vettel merumput di Turn 13 karena masalah pada pengereman. Pada saat itu, Vettel sedang memimpin balapan dengan selisih waktu hanya 4,3 detik dari pembalap kelahiran Frome, Sommerset tahun 1980 tersebut. “Satu lap sebelumnya saya merasakan ada yang tidak beres. “Percikan api terlihat dari ban bagian kiri. Kami ingin masuk pit di lap. Dua tikungan sebelum mobil bergetar kencang, saya mendekati Tikungan 13 dengan hati-hati, tapi ternyata pendekatan itu tidak membantu,” ujar Vettel.
Momen itu tidak disia-siakan. Button memimpin dari lap 25 dan ia mampu memelihara ban sampai balapan terakhir dengan selisih 12 detik dari juara kedua Robert Kubica. Padahal sebelumnya, sedikit orang yang meramalkan Button akan memetik kemenangan sebagai rekan duet Hamilton di McLaren. “Sulit dilukiskan dengan kata-kata. “Sangat istimewa dan kemenangan ini berdampak sangat positif bagi tim. Saya merasa saya baru saja membangun kepercayaan diri dan mudah-mudahan paDa race selanjutnya kami juga merasakan hal yang sama.”
Button akhirnya keluar sebagai juara disusul Robert Kubica dari Renault dan Felipe Massa dari Ferrari. Kemenangan ini bisa menjadi pembuka jalan bagi McLaren untuk merajai putaran-putaran selanjutnya, jangan sampai menunggu Red Bull kena nasib sial dulu.
(Eka Zulkarnain, wartawan F1 Racing Indonesia) – The article had been published in F1 Racing Indonesia, May edition 2010
No comments:
Post a Comment